Anak

Ini yang Terjadi Jika Anak Mengalami Pubertas Dini

Untuk laki-laki pubertas dini dimulai pada usia 9 tahun dan perempuan pada usia 8 tahun.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi anak mengalami pubertas dini. (pixabay)
Ilustrasi anak mengalami pubertas dini. (pixabay)

Himedik.com - Saat memasuki usia remaja, umumnya anak-anak akan mengalami perubahan hormon yang biasa ditandai dengan perubahan fisik hingga aktifnya organ seksual di tubuhnya. Fenomen seperti ini lazim disebut sebagai pubertas.

Seperti dirangkum dari alodokter, pubertas normal terjadi pada kisaran usia 10 hingga 15 tahun untuk laki-laki. Sedangkan untuk perempuan pubertas biasa terjadi lebih cepat, yakni antara 9 hingga 14 tahun.

Meski begitu, pubertas bisa terjadi lebih cepat dari biasanya. Untuk laki-laki pubertas dini dimulai pada usia 9 tahun dan perempuan pada usia 8 tahun. 

Namun, akibat pubertas dini anak terkadang kurang siap menerima perubahan yang terjadi. Baik dari segi emosi, maupun perubahan yang terjadi pada tubuhnya. 

Agar tidak panik, berikut Himedik merangkum beberapa hal yang terjadi saat pubertas. Antara lain sebagai berikut.

1. Fisik

Khusus untuk anak perempuan, biasanya akan mulai mengalami pembesaran pada payudaranya, muncul jerawat, mengalami menstruasi, bulu ketiak, dan rambut kemaluan mulai tumbuh, serta aroma badan yang mulai berubah.

Sedangkan pada laki-laki, suara akan menjadi lebih berat, aroma tubuh mulai berubah, muncul jerawat, organ reproduksi mulai membesar, pertumbuhan tinggi badan melesat.

2. Emosi

Pubertas dini yang mengubah bentuk fisik anak lebih cepat dibandingkan dengan teman sebayanya dapat memengaruhi emosi anak. Misalnya saja, pada anak perempuan yang mengalami menstruasi dini, ia dapat mengalami depresi dan cemas, karena kebingungan atas perubahan yang terjadi pada dirinya.

Bahkan, bisa  juga terjadi penurunan rasa percaya diri akibat perubahan yang ia alami.

3. Postur tubuh

Ilustrasi perubahan postur tubuh pada anak. (pixabay)
Ilustrasi perubahan postur tubuh pada anak. (pixabay)

Durasi terjadinya pubertas dini tidak sama dengan pubertas normal. Hal ini berarti masa berlangsung pubertas dini lebih pendek. Akibatnya, ketika pubertas dini berhenti lebih awal, maka pertumbuhan tinggi badan anak juga akan berhenti lebih awal.

Jika demikian, anak tidak akan mengalami pertumbuhan tinggi badan lagi karena pertumbuhan tulang sudah berhenti dan rangka tubuh anak sudah matang. Sehingga ketika dewasa, anak yang mengalami pubertas dini cenderung berpostur lebih pendek dibandingkan dengan teman sebayanya.

4. Perilaku

Tidak hanya emosi yang dapat terpengaruh oleh pubertas dini, tapi juga perilaku anak. Misalnya saja, sebagian anak laki-laki yang mengalami pubertas dini dapat memiliki hasrat seks yang lebih untuk anak seusianya. Sedangkan anak perempuan dapat menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung, dan emosinya bisa naik turun. Meski begitu, kondisi ini masih memerlukan lebih banyak penelitian.

Itulah empat hal biasa terjadi saat pubertas dini. Agar tidak menimbulkan kepanikan, ada baiknya mengonsultasikannya ke dokter anak agar mendapatkan penanganan bila dibutuhkan. 

Pesan bagi para orangtua jika mengalami kejadian seperti ini, sebaiknya mendekatkan diri dengan anak. Berikan penjelasan secara gamblang tentang apa yang sedang terjadi dalam dirinya dan bagaimana cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!

Berita Terkait

Berita Terkini