Anak

Gading dan Gisel Resmi Cerai, Ini Tips Besarkan Anak Pasca Perceraian

Simak ulasannya.

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Gisella Anastasia di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (23/1/2019). [Ismail/Suara.com]
Gisella Anastasia di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (23/1/2019). [Ismail/Suara.com]

Himedik.com - Artis Gisella Anastasia dan Gading Marten resmi bercerai pada Rabu (23/1/2019). Hal ini disampaikan Majelis Hakim, Asiadi Sembiring di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Melansir dari matamata.com, dalam putusan tersebut, majelis juga membacakan hak asuh anak  jatuh ke tangan Gisel.

Meski begitu, keduanya tetap berkomitmen untuk terus saling mendukung dan membesarkan anak semata wayang mereka.

Melansir dari psychologytoday, seorang pakar perkembangan anak dan Profesor Universitas Cambridge, Michael Lamb menjelaskan soal hal ini.

Menurutnya, pernikahan bukanlah hal yang penting bagi kesejahteraan anak, melainkan hubungan cinta kasih dengan orang tua yang tidak terlibat dalam konflik serta kehidupan rumah tangga yang layak.

Gisella Anastasia alias Gisel. (Suara.com/Wahyu Tri Laksono)
Gisella Anastasia alias Gisel. (Suara.com/Wahyu Tri Laksono)

Semua keluarga memiliki saat yang baik dan buruk dan anak menghadapi sejumlah kekecewaan saat mereka tumbuh.

Ia menambahkan, perceraian adalah bagian dari mengasuh anak, bukan sebuah pengalaman yang aneh. Berikut beberapa prinsip yang perlu kamu perhatikan dalam membesarkan anak pasca-perceraian.

1. Ciptakan momen positif bagi anak karena ini tidak ada hubungannya dengan keadaan kehidupan cinta orang tua. Dorong anak untuk terlibat dalam kegiatan apa pun, baik itu di lingkungan sekolah maupun rumah.

2. Fokus dengan rutinitas baru. Jalani kehidupan yang baru dengan lebih terstruktur.

3. Libatkan orang lain. Usahakan sertakan orang dewasa lain yang andal dan peduli dalam kehidupan anak. Tidak hanya anggota keluarga namun siapa pun yang peduli dengannya.

Gisella Anastasia di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (23/1/2019). [Ismail/Suara.com]
Gisella Anastasia di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (23/1/2019). [Ismail/Suara.com]

4. Dorong anak untuk berkomunikasi. Melansir dari parents, mendorong anak untuk tetap berkomunikasi dengan kedua orang tua bisa membantu meredakan frustasi anak.

Bahkan jika tidak ada yang berubah, anak akan merasa lebih baik untuk mengetahui dia melakukan upaya untuk memperbaiki situasi. Bicaralah dengan anak tentang menyuarakan kekecewaan tanpa marah.

5. Jangan menutupi situasi. Jika kamu membuat alasan agar anak tidak bisa bertemu dengan salah satu orang tuanya, itu berarti memotong kesempatan anak untuk mengekspresikan dirinya.

Penting bagi anak untuk tetap menyuarakan perasaannya, kata terapis M. Gary Neuman, pencipta Program Terapi Cerai Sandcastles. Biarkan anak curhat tanpa kamu mengkritik atau meminta maaf atas orang tua yang tidak hadir.

Berita Terkait

Berita Terkini