Anak

Keren! Anak Cerebral Palsy Ini Ikut Klub Angkat Beban

Miles, penderita cerebral palsy, bergabung dengan klub 200 lbs.

Dinar Surya Oktarini | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Anak cerebral palsy ikut klub angkat beban. (Twitter/@BillyRedHorse)
Anak cerebral palsy ikut klub angkat beban. (Twitter/@BillyRedHorse)

Himedik.com - Sering kali anak-anak berkebutuhan khusus dipandang sebelah mata oleh orang sekitar. Sebagian orang menganggap, mereka tidak memiliki kemampuan atau keahlian khusus bahkan dianggap tidak bisa apa-apa.

Padahal mereka sama dengan anak-anak lainnya. Anak cerebral palsy ini buktinya. Dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Twitter @BillyRedHorse, terlihat seorang anak dengan cerebral palsy melakukan angkat beban dan berhasil.

"Ini tidak cantik, tapi itu tidak membuatnya kurang menakjubkan.

Berat badannya 99 lbs, Miles "Smiles" berusia 20 tahun hidup dengan cerebral palsy dan masih menarik seperti bos! Di sini Miles bergabung dengan klub 200 lbs.

Ikuti Smiles di IG-nya: (a) smiles_taylor," tulis pemilik akun.

 

Melansir dari mayoclinic, cerebral palsy adalah kelainan gerakan, tonus otot atau postur yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang dan berkembang.

Tanda dan gejala muncul selama masa bayi atau prasekolah. Secara umum, cerebral palsy menyebabkan gangguan pergerakan yang terkait dengan refleks abnormal, kelemahan atau rigiditas pada tungkai dan badan, postur abnormal, gerakan tak terkendali, berjalan tidak stabil, atau kombinasi dari semuanya.

Orang dengan cerebral palsy mungkin memiliki masalah menelan dan umumnya memiliki ketidakseimbangan otot mata, di mana mata tidak fokus pada objek yang sama.

Penderita cerebral palsy juga mungkin mengalami berkurangnya rentang gerak di berbagai sendi tubuh mereka karena kekakuan otot.

Efek cerebral palsy pada kemampuan fungsional sangat bervariasi. Beberapa orang yang terkena dampak dapat berjalan sementara yang lain tidak.

Beberapa orang menunjukkan kemampuan intelektual normal atau hampir normal, tetapi yang lain mungkin memiliki cacat intelektual. Epilepsi, kebutaan, atau tuli juga mungkin ada.

Berita Terkait

Berita Terkini