Himedik.com - Seorang ibu dipanggil ke pengadilan setelah membawa putrinya yang mengalami autisme untuk berlibur saat masa sekolah. Wanita itu membawa anaknya atas rekomendasi dari dokter.
Melansir Metro, Minggu (17/2/2019), Rhiannon Lee (8) dibawa keluar sekolah oleh orangtuanya Suzanne dan Ben untuk melakukan perjalanan ke Cornwall selama lima hari pada Juli 2017 lalu.
Baca Juga
Koma 4 Hari, Mahasiswi Kaget Dapati Dirinya Melahirkan Bayi Saat Sadar
Tak Hanya Kreativitas, Mewarnai Bisa Jadi Terapi Mengobati Trauma Anak
Terkuak Hasil Forensik yang Patahkan Teori Konspirasi Kematian Putri Diana
Kenali Kanker Lambung, Mulai dari Penyebab dan Gejala
Selain Ashanty, Ini Dua Seleb Lain yang Jalankan Bisnis Minuman Diet Lemon
Menurut sang ibu, putrinya belum berlibur sejak ia berusia enam bulan. Apalagi kini Rhiannon sedang mengalami kecemasan karena menjelang akhir semester.
Ditambah lagi, Guru Koordinator Kebutuhan Pendidikan Khusus (SENCO) Rhiannon juga merekomendasikan liburan karena baik untuk kesehatannya. Suzanne mengungkapkan, mereka sengaja menghindari musim libur karena terlalu sibuk dan berisik yang bisa lebih berbahaya untuk putrinya.
Lalu, sekembalinya keluarga itu dari liburan, mereka menerima surat dari Smith’s Wood Primary Academy yang mengeluarkan denda untuk pasutri tersebut masing-masing 60 poundsterling atau sekitar Rp1 juta.
Denda melonjak menjadi 340 poundsterling atau sekitar Rp6,3 juta karena pasutri tersebut tidak segera membayar dan kasusnya akan disidangkan di pengadilan minggu depan.
"Segala sesuatu berubah dalam minggu terakhir semester ketika siswa mulai bersiap-siap untuk kelas baru mereka. Tidak ada kesinambungan minggu itu dan dia (putrinya, -red) biasanya stres karena tidak bisa mengatasi perubahan dengan baik," terangnya.
Menurutnya, Rhiannon selama ini memiliki nilai yang tinggi dalam setiap mata pelajaran di sekolah dan catatan kehadirannya juga baik. Jadi baginya hal itu tak perlu dipikirkan lagi.
Sementara itu, dokter anak yang menangani Rhiannon, Dr Judith Davidson menjawab surat kepala sekolah dan menulis, "Saya menghargai sangat penting bagi anak-anak untuk bersekolah sehingga pendidikan mereka tidak terpengaruh dan saya sepenuhnya setuju. Namun, dalam beberapa keadaan untuk keluarga dengan anak-anak yang kompleks, manfaat liburan keluarga adalah untuk kesehatan emosional dan mental anak. Kadang-kadang sama pentingnya dengan pendidikan formal mereka."
Suzanne kini khawatir, keluarganya akan dipaksa membayar ribuan poundsterling di pengadilan dan biaya hukum jika mereka kehilangan kasus ini. "Seandainya kepala sekolah melihat putriku setiap malam berteriak dan menangis, mungkin dia akan mengerti mengapa kami membutuhkan liburan," pungkasnya.