Anak

Rawat Tali Pusar dengan Metode Kuno, 3 Bayi Sakit Parah dan Pendarahan

Tiga bayi mengalami sakit kronis dan pendarahan karena orang tua merawat tali pusar dan kesehatan tubuhnya dengan metode kuno.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Shevinna Putti Anggraeni

Kasus bayi dengan tali pusar yang ditaburi jahe bakar (Facebook/Rivandi Nurwan)
Kasus bayi dengan tali pusar yang ditaburi jahe bakar (Facebook/Rivandi Nurwan)

Himedik.com - Sejumlah orang mungkin masih mempercayai berbagai metode kuno untuk merawat tali pusar bayi baru lahir. Padahal perawatan kuno tersebut bisa saja malah berbahaya bagi kesehatan bayi baru lahir.

Rivadin Nurwan, dokter spesialis anak ini pun membagikan kasus bayi baru lahir yang menjadi korban perawatan tradisional 'asal-asalan' hingga mengalami sakit parah melalui akun Facebook pribadinya.

Tak hanya satu bayi, Rivadin membagikan sejumlah bayi yang sering dilarikan ke RSUD di Marabose, Maluku, dengan kondisi serta permasalahan sama.

Rivadin menyatakan bayi-bayi tersebut mengalami sakit berat akibat kebiasaan orang tua melakukan perawatan kuno yang telah lama berkembang di tengah masyarakat tanpa mengetahui baik dan buruknya.

Pada kasus bayi pertama, Rivadin menunjukkan tali pusar bayi yang ditaburi campuran bedak dan kunyit. Pada tali pusar bayi kedua, ditaburi tumbukan halus jahe bakar.

Kondisi bayi pertama yang tali pusarnya ditaburi bedak dan kunyit (Facebook/Rivandi Nurwan)
Kondisi bayi pertama yang tali pusarnya ditaburi bedak dan kunyit (Facebook/Rivandi Nurwan)

Terakhir, Rivadin menunjukkan sebuah selang kecil yang menyambung pada lambung. Terlihat ada warna coklat dan merah pada selang itu yang menandakan terjadinya perdarahan di lambung bayi ketiga.

"Di bawah ini ada beberapa contoh bayi yang dibawa ke RSUD di Marabose. Bayi-bayi ini sakit berat karena kebiasaan perawatan bayi baru lahir di masyarakat yang tidak benar," ungkapnya.

Ia menceritakan, bayi ketiga telah diberi minum kopi atau perasan daun pare karena dipercaya bisa membantu membersihkan saluran pencernaannya.

Rivadin Nurwan sebagai dokter spesialis anak lantas menjelaskan penyebab ketiga bayi tersebut mengalami kondisi kritis setelah mendapatkan berbagai macam perawatan tradisional.

Dia menegaskan, tali pusar bayi tidak perlu ditaburi atau dioles apapun, sekali pun bahan-bahan alami rumahan. Ia meminta orangtua untuk membiarkan tali pusar bayi terbuka dan kering dengan sendirinya. Sebab, tali pusar bayi bakal mengering lalu lepas dengan sendirinya sekitar 5-14 hari setelah lahir.

Kondisi bayi kedua yang tali pusarnya diberi tumbukan jahe bakar (Facebook/Rivandi Nurwan)
Kondisi bayi kedua yang tali pusarnya diberi tumbukan jahe bakar (Facebook/Rivandi Nurwan)

Selain itu, Rivandi juga menegaskan bahwa minuman yang diperbolehkan dan sangat baik untuk bayi baru lahir hanyalah ASI. Pemberian minuman selain ASI pada bayi, seperti kopi maupun ramuan alami lainnya, benar-benar tidak dianjurkan.

"Minuman terbaik untuk bayi baru lahir adalah ASI. Pemberian kopi atau perasan daun pare dengan keyakinan supaya pencernaan bayi bersih, menghilangkan lendir, supaya bayi kuat dan tidak kejang adalah kepercayaan yang tidak benar," terang dia.

Rivandi pun mengungkapkan, wajar jika kotoran bayi baru lahir berwarna gelap. Kondisi tersebut akan berangsur normal alias kotoran bayi bakal menjadi kuning setelah mendapat asupan ASI yang cukup.

Oleh karena itu, Rivandi Nurwan meminta kepada orang tua agar tak lagi sembarangan melakukan perawatan tradisional atau memberi ramuan alami apapun kepada bayi yang baru lahir tanpa saran dari dokter ahli. Sebab, hal tersebut bisa saja malah membahayakan nyawa bayi baru lahir.

Berita Terkait

Berita Terkini