Anak

Kepalanya Miring Sebelah, Anak Ini Ternyata Alami Tumor Otak

Ternyata ia mengidap tumor otak stadium 3.

Vika Widiastuti

Ilustrasi balita. (Unsplash/Irina Murza)
Ilustrasi balita. (Unsplash/Irina Murza)

Himedik.com - Seorang balita bernama Ryleigh Godfrey dari Somerset tampak lehernya miring sebelah. Dokter dan keluarganya mengira hal itu karena salah bantal.

Sang ibu, Kay Parsons menyadari ada yang salah setelah menonton videonya yang memperlihatlan putrinya memegangi lehernya yang miring ke satu sisi.

"Itu konstan dan pada awalnya semua orang mengira karena posisi tidur, bahkan dokter juga. Akan tetapi, saat itu terjadi lebih dari seminggu, aku tahu itu bukan karena tidur," katanya dilansir dari Daily Mail.

Bukan hanya soal leher, Ryleigh juga mulai muntah di waktu yang sama setiap malam. Penyakitnya akhirnya terungkap setelah ibunya menunjukkan rekaman video itu ke dokter.

Anak itu lantas dirujuk untuk pemindaian MRI. "Saat itulah dunia kita hancur. Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan bagaimana rasanya," katanya saat diberi tahu dokter putrinya ternyata mengidap tumor otak stadium 3.

Tumor yang diderita Ryleigh telah tumbuh di batang otaknya sehingga membuatnya sulit dijangkau oleh ahli bedah. Ia lantas di rujuk ke rumah sakit di Bristol, di mana dokter melakukan radioterapi, kemoterapi, dan 13 operasi.

Ilustrasi kanker otak (Pixabay/VSRao)
Ilustrasi kanker otak (Pixabay/VSRao)

"Operasi pertama Ryleigh berlangsung 20 jam meskipun kami diberi tahu untuk berharap operasinya berlangsung antara 8-12 jam," kata Parsons.

"Rasanya seperti seumur hidup dan ayahnya, Lee, dan saya sangat takut," imbuhnya.

Ryleigh telah menyelesaikan seluruh kemoterapinya dan bisa merayakan ulang tahunnya yang ke-3. Namun, ternyata semua tak berhenti di situ.

Tumor Ryleigh tidak bisa dihilangkan, tetapi melalui pemindaian pada Januari mengungkapkan semuanya stabil dan tidak tumbuh. Meski begitu ia harus tetap menjalani perawatan.

"Tumor itu membutuhkan lebih banyak perawatan," ungkap Parsons.

Radioterapi terkadang dilakukan setelah seseorang berjuang melawan kanker untuk mencegah penyakit itu kembali lagi.

Berita Terkait

Berita Terkini