Anak

Bayi Laki-Laki Lahir Tanpa Alat Kelamin karena Kelainan Langka, Apa Itu?

Dalam menangani kasus tersebut, biasanya ahli merekomendasikan untuk mengubah gender bayi tersebut

Vika Widiastuti | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi seorang ibu melahirkan bayi kembar dari ayah yang berbeda (Pexels/Dominika Roseclay)
Ilustrasi seorang ibu melahirkan bayi kembar dari ayah yang berbeda (Pexels/Dominika Roseclay)

Himedik.com - Bayi laki-laki di Turki lahir tanpa alat kelamin karena kondisi langka. Penyakit ini hanya menyerang satu dari 30 juta anak. 

Secara medis, kelainan langka pada bayi baru lahir ini dikenal sebagai agenesis penis. Berdasarkan literatur ilmiah, baru tercatat 80 kasus kelainan langka seperti yang dialami bayi asal Turki tersebut.

Dalam kasus ini, bayi ini memiliki skrotum yang terbentuk baik meski buah zakarnya turun. Di sisi lain, ia diketahui tidak mengalami kelainan bentuk tubuh lainnya.

Kelainan langka yang dialami oleh bayi asal Turki ini pun dituliskan dalam jurnal medis Urology Case Reports. Melansir dari Daily Mail, awalnya bayi itu dibawa ke dokter dengan kondisi kelainan langka setelah satu hari lahir ke dunia.

Hasil tes medis menunjukkan bahwa dia memiliki fistula vesikorektal, yakni koneksi abnormal antara kandung kemih dan duburnya.

Ilustrasi bayi baru lahir [shutterstock]
Ilustrasi bayi baru lahir. (Shutterstock)

Kondisi itu yang sering menyebabkan urine pasien mengandung kotoran. Tetapi, dokter tidak mengungkapkan bayi baru lahir itu mengalami gejala serupa atau tidak.

Selain itu, bayi baru lahir ini juga memiliki kondisi lain yang menyebabkan urine menumpuk di dalam dirinya. Penumpukan urine ini diperkirakan berada di luar kandung kemih dan uretra.

"Ini adalah laporan pertama bayi dengan kombinasi agenesis penis, refluks vesikoureteral dan fistula vesikorektal," jelas dokter dalam jurnal tersebut.

Dalam menangani kasus tersebut, biasanya ahli merekomendasikan untuk mengubah gender seorang bayi. Karena terlahir tidak memiliki penis, maka ahli menyarankan mengubah gender bayi menjadi perempuan.

Tetapi, keluarga menolak prosedur tersebut. Cacat lahir yang menimpa bayi ini juga diduga akibat kesalahan selama kehamilan.

Berita Terkait

Berita Terkini