Anak

NF Pernah Alami Masokis dari Kekasihnya, Apa Penyebab Gangguan Seksual Ini?

NF, gadis pelaku pembunuhan di Sawah Besar pernah mengalami masokis atau gangguan seksual ketika bersama kekasihnya.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi kekerasan seksual dan pelecehan seksual (Suara.com/Ema Rohimah)
Ilustrasi kekerasan seksual dan pelecehan seksual (Suara.com/Ema Rohimah)

Himedik.com - Percakapan diduga antara NF dan kekasihnya di Facebook beredar di media sosial. Sebelumnya, pelaku pembunuhan di Sawah Besar, Jakarta Pusat itu diketahui juga merupakan korban kekerasan seksual oleh 3 pria dewasa, salah satunya sang kekasih.

Melalui percakapan yang beredar disebutkan bahwa NF biasa memanggil kekasihnya dengan sebutan "daddy". Selain itu, ia juga diduga memiliki perilaku masokis serta mendapat perlakuan sadis dari kekasihnya.

"Jadi si Fee ini, suka dimasokisin atau di BDSM gitu. Nah, kebetulan si Ahjussi ini, pacarnya suka banget sama hal-hal yang berbau masokis. Gila, itu tangannya diikat, dicekik, ditampar, badannya ditempelin lilin," tulis akun Facebook Biskuit Cokelat.

Masokis atau gangguan masokisme seksual adalah gangguan seksual psikiatrik. Perilaku ini melibatkan fantasi seksual dengan cara dipukul, diikat, dihina atau bentuk penderitaan lain.

Sebenarnya, belum ada teori mengenai penyebab seseorang memiliki perilaku masokisme seksual yang bisa diterima. Namun, beberapa teori berusaha menjelaskan perihal paraphilias seksual secara umum.

Beredar percakapan diduga NF dan kekasihnya mempraktekkan masokisme  (Facebook).
Beredar percakapan diduga NF dan kekasihnya mempraktekkan masokisme (Facebook).

Paraphilias terjadi ketika fantasi seksual yang tidak pantas dilarang, sehingga perilaku ini menjadi lebih kuat ketika mereka merasa ditekan.

Dalam kasus masokisme seksual, dilansir oleh Psychology Today, perilaku masokistik terkait erat dengan perilaku seksual.

Teori lain menunjukkan bahwa perilaku sadomasokistik adalah bentuk pelarian. Saat berfantasi, individu ini merasa baru dan berbeda.

Teori yang berasal dari kamp psikoanalisis menunjukkan bahwa trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual atau pengalaman masa kanak-kanak signifikan, nantinya bisa bermanifestasi dalam gangguan paraphilic.

Ilustrasi korban kekerasan seksual. (Shutterstock)
Ilustrasi korban kekerasan seksual. (Shutterstock)

Perawatan untuk masokis

Perawatan untuk gangguan masokistik seksual biasanya melibatkan psikoterapi dan pengobatan. Tujuan psikoterapi untuk mengungkap perilaku yang menyebabkan stres.

Terapi kognitif meliputi restrukturisasi distorsi kognitif dan pelatihan empati. Restrukturisasi distorsi kognitif melibatkan keyakinan pasien untuk mengarahkan tindakannya melalui pikiran.

Terapi perilaku kognitif juga bisa membantu seseorang mengelola dorongan seksual mereka dengan cara yang lebih sehat.

Strategi umum lainnya termasuk terapi keengganan dan pencitraan atau desentisasi teknik, yang mana ia membayangkan dirinya dalam situasi masokisme seksual lalu mengalami peristiwa negatif untuk mengurangi keinginannya.

Berita Terkait

Berita Terkini