Anak

Psikolog Sebut Tindakan Keji NF Termasuk Displacement, Ini Maksudnya!

NF, pelaku pembunuh bocah di Sawah Besar melakukan aksi keji sebagai bentuk displacement menurut psikolog.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Gadis pembunuh bocah di Sawah Besar (Twitter)
Gadis pembunuh bocah di Sawah Besar (Twitter)

Himedik.com - Gadis pembunuh bocah di Sawah Besar, Jakarta Pusat rupanya memiliki masa kelam di kehidupannya. Selain berstatus pelaku, NF juga seorang korban pemerkosaan dan kekerasan seksual oleh 3 orang terdekatnya sejak Agustus 2019 hingga Febuari 2020.

Di balik pemerkosaan oleh 3 pria itu pun NF sempat mendapat ancaman dan mengalami kekerasan seksual. Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat menganggap pristiwa kelam itulah yang mendorong NF berani melakukan tindakan keji.

Harry juga menjelaskan tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh NF suatu bentuk pelampiasan emosi yang tidak terkontrol.

"Menurut psikolog itu displacement, pengalihan sasaran, dia memendam keresahan, kebencian, depresi, stress, tidak bisa terungkap," kata Harry kepada Suara.com, Selasa (19/5/2020).

Dalam psikologi, displacement atau perpindahan adalah mekanisme pertahanan psikologis, yang mana seseorang mengarahkan emosi negatif dari sumber aslinya ke orang lain yang tidak terlalu mengancam, berbahaya atau kecil kemungkinannya melawan balik.

Video gadis pembunuh Sawah Besar. [Twitter]
Video gadis pembunuh Sawah Besar. [Twitter]

Jika seseorang marah tetapi tidak bisa mengarahkan emosionalnya ke sumber utama. Mereka mungkin akan mengarahkan kemarahannya pada seseorang atau sesuatu hal yang baginya tidak berisiko.

Dilansir oleh Very Well Mind, mekanisme pertahanan psikologis seperti ini sering terjadi tanpa disadari atau seseorang tidak sadar telah melakukannya.

Berbeda dengan strategi koping sadar yang kita gunakan untuk mengelola stres sehari-hari, mekanisme pertahanan beroperasi pada tingkat yang sepenuhnya disadari.

Mekanisme pertahanan merupakan salah satu cara pikiran kita, secara tidak sadar berusaha mengurangi kecemasan dan mengembalikan keseimbangan emosional.

Pertahanan psikologis ini dilakukan tanpa kesadaran untuk membantu seseorang mengatasi orang, benda atau lingkungan yang mengancam.

Dalam kondisi perpindahan atau displacement ini, pikiran seseorang akan merasakan bahwa melakukan perlawanan pada sumber utama mungkin tidak akan diterima atau justru membahayakan.

Alih-alih menemukan jalan keluar yang tepat, seseorang dalam kondisi ini akan mencari subjek yang dinilai lemah atau tidak terlalu mengancam sebagai pelampiasan emosi negatif.

Kondisi ini bisa saja terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, ketika Anda mendapat teguran keras dan cacian dari atasan.

Anda yang merasa sakit hati atau emosi, tidak dapat melampiaskannya pada atasan. Sehingga Anda memilih untuk diam dan memendam semua emosi negatif.

Pada gilirannya, Anda akan meluapkan semua emosi negatif yang sudah tertahan itu ketika kembali pulang ke rumah, baik pada pasangan, anak atau teman.

Berita Terkait

Berita Terkini