Info

Bad Mood Bisa Bikin Kamu Lebih Produktif, Begini Kata Ahli

Siapa bilang bad mood hanya punya efek negatif? Begini kata sebuah studi.

Tinwarotul Fatonah | Yuliana Sere

Bad mood/unsplash
Bad mood/unsplash

Himedik.com - Apa perasaanmu hari ini? Apakah kamu sedang bad mood? Kamu pasti berharap tidak karena justru akan menjadi lebih baik jika perasaan hari ini diliputi rasa gembira, bukan?

Namun, siapa sangka ada penelitian baru tentang bad mood yang malah bisa bikin kamu makin tambah fokus. Kok bisa ya?

Ya, feeling bad mood benar-benar dapat membantu beberapa orang untuk fokus. Bukan hanya itu, mereka akan lebih bisa mengatur waktu dan memprioritaskan tugas.

Bahkan, para peneliti menemukan suasana hati yang baik dapat menghambat ketepatan waktu dan keterampilan organisasi. Namun, ini hanya berlaku untuk mereka yang ekstrovert. Di sisi lain, mereka yang introvert akan terhenti dari pekerjaannya jika mereka merasa bad mood.

Penelitian yang dilakukan oleh Tara McAuley, seorang profesor psikologi di University of Waterloo, dan Martyn S. Gabel, kandidat PhD, meneliti 95 orang yang mengatasi tuntutan dan tekanan setiap hari, tergantung pada suasana hati mereka.

Dilansir dailymail, peneliti berfokus pada kepekaan, intensitas dan durasi tanggapan emosional yang terkait dengan suasana hati. Responden dibagi menjadi 2 kelompok, kategori yang reaktif tinggi dan rendah.

Bad mood/unsplash
Bad mood/unsplash

Mereka yang reaktif tinggi (ekstrovert) adalah mereka yang memiliki respons emosional yang cepat, intens dan bertahan lama sedangkan orang yang reaktif rendah (introvert) adalah mereka yang lebih santai.

Hasilnya ditemukan bahwa ekstrovert melakukan tugas lebih baik ketika berada dalam suasana hati yang buruk.

"Beberapa orang memiliki suasana hati yang buruk yang sebenarnya dapat mengasah keterampilan berpikir yang penting untuk kehidupan sehari-hari,"ungkap McAuley.

Ia juga mengungkapkan jika reaksi emosional tiap orang berbeda dan perbedaan ini memiliki implikasi kesehatan mental di kemudian hari.

Namun ia memperingatkan bahwa jangan pernah menganggap sepele pada seseorang yang bereaksi berlebihan atau bersungut-sungut. Penelitian lebih lanjut memang dibutuhkan untuk ini, tapi beberapa penelitian menunjukkan orang yang reaktif tinggi lebih terbiasa mengalami emosi negatif.

 

Berita Terkait

Berita Terkini