Info

Dampak Bau Mulut yang Tak Kunjung Diobati

Jika tidak segera ditangani, bau mulut bisa berujung pada gangguan kesehatan.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi bau mulut. (shutterstock)
Ilustrasi bau mulut. (shutterstock)

Himedik.com - Tampil percaya diri menjadi modal penting saat memulai perbincangan atau bertemu banyak orang. Namun, percaya diri bisa hilang tiba-tiba manakala bau tak sedap keluar dari mulut. Seketika lawan bicara terganggu dan pergi meninggalkan kita.

Sungguh, hal itu menjadi momen memalukan dan tak terlupakan. Tapi, tahukah jika bau mulut bisa jadi pertanda adanya gangguan pada kesehatan gigi, mulut, atau kondisi medis tertentu.

Jika tidak segera ditangani, bau mulut bisa berujung pada gangguan kesehatan. Misalnya, bau mulut yang mengeluarkan aroma amonia berhubungan dengan gangguan pada ginjal.

Selain itu, bau mulut yang busuk merupakan salah satu komplikasi dari anoreksia nervosa (masalah kesehatan jiwa yang pengidapnya terobsesi memiliki tubuh kurus dan sangat takut jika terlihat gemuk). Bahkan, bau mulut dengan aroma manis atau seperti buah bisa jadi pertanda ketoasidosis, yaitu komplikasi akut dari diabetes.

Sering kali, seseorang tidak menyadari memiliki bau mulut. Hasil studi menemukan 78% kasus bau mulut, namun 20% di antaranya tidak menyadari jika memiliki bau mulut.

Ilustrasi. (thinkstockphotos)
Ilustrasi. (thinkstockphotos)

Berdasar kasus tersebut, ada kaitannya dengan aspek psikosomatis dari pemilik bau mulut, yaitu menurunnya percaya diri dan merasa minder dalam pergaulan sosial. Untuk penderita bau mulut pasti merasakan permasalahan tersebut.

Nah, bagi yang merasa berbau mulu dan tidak percaya diri di hadapan umum. Ada baiknya simak tips mencegah bau mulut berikut ini!

Cara Mencegah Bau Mulut

Bau mulut yang disebabkan oleh suatu penyakit bisa hilang dengan cara mengobati penyakit yang mendasari tersebut. Misalnya, bau mulut yang disebabkan oleh diabetes bisa dikurangi dengan menjalani rangkaian pengobatan diabetes. Bau mulut yang disebabkan oleh penyakit gusi bisa dihilangkan dengan melakukan penanganan gangguan kesehatan pada gigi atau mulut.

Sementara, bau mulut yang disebabkan oleh berkurangnya kebersihan mulut, makanan dan minuman, diet tertentu, berpuasa, atau kebiasaan merokok bisa dicegah dengan penggunaan cairan kumur. Penggunaan obat kumur atau mouthwash bisa dijadikan rutinitas tambahan setelah menggosok gigi.

Ada baiknya memilih obat kumur antiseptik yang dapat mencegah bau mulut sekaligus membunuh bakteri pemicu timbunan plak di gigi dan masalah pada gusi, namun tidak menyebabkan iritasi. Ada juga varian obat kumur yang dipercaya bisa mencegah terbentuknya tartar atau karang gigi, sekaligus menjaga kesehatan gusi. Maka, pilihlah obat kumur yang sesuai dengan kebutuhan.

Ilustrasi obat kumur. (shutterstock)
Ilustrasi obat kumur. (shutterstock)

Mouthwash bisa mengurangi bau mulut yang disebabkan mengonsumsi makanan yang beraroma menyengat. Untuk kebersihan rongga mulut yang maksimal, tetap disarankan untuk membersihkan gigi dua kali sehari dengan sikat gigi dengan pasta berfluoride.

Pastikan menggunakan obat kumur selama sekitar 30 detik dimulai dari rongga mulut hingga berkumur di tenggorokan bagian belakang. Jika menggunakan obat kumur dengan flouride, disarankan untuk tidak langsung berkumur dengan air setelahnya. Jangan lupa juga untuk menyikat permukaan lidah agar bersih dari bakteri dan melakukan pemeriksaan gigi secara berkala, setidaknya dua kali setahun.

Jika bau mulut tetap ada walaupun telah melakukan perubahan gaya hidup, menggunakan obat kumur, dan menjaga kebersihan mulut, maka disarankan berkonsultasi kepada dokter untuk mencari tahu penyebab lain dari bau mulut.

Nah, tunggu apa lagi? Jangan biarkan dampak bau mulut jadi pengganggu aktivitas. Ayo, mulai jaga kebersihan rongga mulut agar makin percaya diri tanpa gangguan bau mulut!

Berita Terkait

Berita Terkini