Info

Penjelasan BPOM Terkait Kasus Bedak Bayi Johnson yang Picu Kanker

Mulanya, Jacqueline Fox rutin menggunakan bedak bayi Johnson & Johnson untuk membersihkan area kewanitaannya selama 35 tahun.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi bedak bayi Johnson & Johnson. (shutterstock)
Ilustrasi bedak bayi Johnson & Johnson. (shutterstock)

Himedik.com - Beberapa waktu lalu masyarakat digemparkan dengan berita salah satu produk bedak bayi bermerk Johnson & Johnson diduga dapat memicu kanker. Mulanya, kasus ini menyeruak ketika seorang wanita dari Alabama bernama Jacqueline Fox meninggal karena kanker ovarium.

Sebelum meninggal, Jacqueline Fox dikabarkan rutin menggunakan bedak bayi Johnson & Johnson dan produk lainnya yaitu Shower to Shower untuk membersihkan area kewanitaannya selama 35 tahun. Ia pun didiagnosa mengidap kanker ovarium sejak tiga tahun terakhir sebelum meninggal pada Oktober 2015, saat usianya 62 tahun.

Atas kasus tersebut, keluarga Jacqueline Fox menggungat Johnson & Johnson ke pengadilan. Hasilnya, pengadilan negara bagian Missouri memutuskan bersalah pada Johnson & Johnson karena lalai memberikan peringatan pada konsumen terkait efek samping produknya yang ternyata berbahaya.

Sebagai hukumannya, Johnson & Johnson harus membayar ganti rugi kepada keluarga Jacqueline Fox sebesar US$72 juta (Rp 1,08 miliar) yang terdiri dari  $10 juta  berupa kerugian langsung dan  $62 juta berupa kerugian tidak langsung. Pada saat yang bersamaan Johnson & Johnson juga sedang menghadapi 1.200 tuntutan hukum atas pruduk yang dihasilkannya yang dinilai gagal memberikan peringatan pada konsumen.

Rupanya kasus ini bukan yang pertama dihadapi oleh Johnson & Johnson. Pada tahun 2013 pengadilan di South Dakota juga menyatakan bahwa kasus kanker ovarium yang dialami oleh Deane Berg terkait dengan penggunaan bedak bayi produk perusahaan tersebut.

Ilustrasi. (shutterstock)
Ilustrasi. (shutterstock)

Bahan yang diduga penyebab kanker

Kabarnya ada dua bahan dari produk Johnson & Johnson yang diduga penyebab kanker, yaitu 1,4-dioxane dan formaldehyde. Kedua bahan ini memang sudah lama dipersoalkan sejak 2009. Akhirnya pada 2012, Johnson & Johnson menyepakati akan mengeluarkan dua bahan yang diduga sebagai zat karsinogenik sebagai penyebab kanker pada produk yang dihasilkan mulai tahun 2015.

Sementara itu, bahan dasar yang umumnya digunakan untuk membuat bedak bayi adalah talc. Talc merupakan mineral yang didapat dari hasil penambangan, di dalamnya terkandung zat seperti magnesium, silikon, dan oksigen. Talc juga berfungsi untuk menyerap uap air dan memberikan rasa nyaman dan segar bagi penggunanya. 

Bedak memang memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kosmetik yang diduga terkait dengan kejadian kanker. Sebelum tahun 1970-an bedak seringkali terkontaminasi dengan asbestos yang diketahui sebagai penyebab kanker. Sejak kejadian tersebut semua bedak harus bebas dari asbestos. 

Sebagai gantinya, digunakan bahan dari pati jagung oleh sebagian besar perusahaan di AS. Walhasil bahan tersebut aman sehingga tidak pernah dikaitkan dengan kanker.

Terkait kasus yang menimpa Jacqueline Fox, bahwa antara kanker ovarium dengan penggunaan bedak bayi masih menjadi perdebatan. Karena menurut pakar kesehatan hal ini masih belum diuji secara ilmiah.

Namun, mereka menduga jika ada partikel bedak yang dapat masuk ke dalam ovarium dan menyebabkan iritasi serta pembengkakan. Apabila terjadi dalam waktu lama akan meningkatkan risiko kanker ovarium.

Tanggapan BPOM terkait bedak memicu kanker 

Menanggapi kasus tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan beberapa penjelasan mengenai produk bedak bayi dari Johnson & Johnson yang diduga menyebabkan kanker. Berikut ulasannya.

1. Bahwa nama produk yang tercantum dalam pemberitaan tersebut adalah Johnson's Baby Powder Cornstarch with Aloe & Vitamin E dan Johnson's Baby Powder Calming Lavender & Chamomile.

2. Berdasarkan penelusuran database kosmetik yang ada di BPOM, terdapat sembilan produk bedak bayi PT Johnson & Johnson dari 75 produk yang ada. Namun, kedua produk di atas tidak terdapat dalam database notifikasi kosmetik.

Ilustrasi. (shutterstock)
Ilustrasi. (shutterstock)

3. Komposisi produk bedak bayi Johnson & Johnson yang ternotifikasi di BPOM umumnya mengandung talc dengan kadar 98% - 99,84%, sehingga aman untuk digunakan.

4. Sesuai peraturan Kepala BPOM RI Nomor 18 tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, talc boleh digunakan pada kosmetik jenis serbuk untuk anak-anak. Tidak ada pembatasan kadar maksimum penggunaan maupun persyaratan lainnya. Namun, harus mencantumkan peringatan "Jauhkan serbuk dari mulut dan hidung anak-anak".

5. Masyarakat tidak perlu khawatir karena produk bedak bayi Johnson & Johnson yang ternotifikasi di BPOM tidak mengandung bahan yang dilarang yang dapat memicu kanker.

Dengan penjelasan dari BPOM ini diharapkan masyarakat tidak perlu resah lagi terhadap pemberitaan di media. Bedak bayi dari Johnson & Johnson aman digunakan oleh masyarakat Indonesia. Semoga terjawab ya!

Berita Terkait

Berita Terkini