Info

Amankah Mengonsumsi Micin? Ini Penjelasan Ahli

Tidak ada batasan dalam menggunakan micin, tapi hingga pada rasa optimum yang ingin dicapai.

Rauhanda Riyantama | Krishnayanti C

Ilustrasi Monosodium Glutamat (MSG) atau micin. (unsplash)
Ilustrasi Monosodium Glutamat (MSG) atau micin. (unsplash)

Himedik.com - Monosodium Glutamat (MSG) atau biasa disebut micin, sudah lama dikenal sebagai penyedap rasa pada makanan. Namun, akhir-akhir ini popularitasnya meroket lantaran menjadi bahan makanan yang digandrungi remaja.  

Di lain pihak, beberapa ibu rumah tangga justru berusaha mengurangi penggunaan micin sebagai bahan penyedap makanan. Mereka berkeyakinan bahwa micin dapat memicu risiko penyakit kanker dan stroke.

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa dalam mengonsumsi micin dibatasi hanya lima gram sehari.

Melihat perdebatan tersebut, Prof. Dr. Hardinsyah, MS, Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI) Indonesia melakukan penelitian lanjutan. Ia mengatakan bahwa tidak ada batasan dalam menggunakan micin, tapi hingga pada rasa optimum yang ingin dicapai.

Prof. Dr. Hardinsyah menambahkan, micin tak selamanya buruk untuk kesehatan, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan. Apa aja sih? berikut penjelasannya.

1. Mempercepat waktu cerna makanan

Saat makan, pencernaan mulai bekerja begitu makanan dikunyah. Glutamat pada micin merangsang produksi saliva sehingga makanan lebih cepat halus saat dikunyah.

Kemudian proses ini berlanjut hingga ke lambung dan usus. Menurut Prof. Dr. Hardinsyah, makan lauk pauk dengan micin lebih mudah dicerna daripada yang tidak.

Selain itu, berdasarkan studi, bagi mereka yang memiliki penyakit gastritis atrofik kronik. Micin membantu meningkatkan produksi cairan lambung.

Gastritis atrofik terjadi saat antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh sel penghasil asam dan enzim.

2. Mengurangi konsumsi garam

Dalam memasak, biasanya untuk menyiasati pengurangan micin dengan memadukan gula dan garam. Perpaduan tersebut memang menciptakan rasa gurih pada masakan.

Akan tetapi, Prof. Dr. Hardinsyah menjelaskan bahwa micin terdiri atas natrium (12 persen), glutamat (78 persen), dan air (10 persen). Jumlah natrium dalam micin tak seberapa dibanding garam dapur yakni sebanyak 36-39 persen.

Padahal terlalu banyak mengonsumsi natrium atau garam berisiko terkena hipertensi, stroke, dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, mengurangi garam dan diganti dengan micin bisa membuat masakan lebih enak.

3. Meningkatkan selera makan dan kualitas hidup lansia

Berdasarkan penelitian Kenji Toyama dari Universitas Kanagawa, micin mampu meningkatkan asupan gizi karena nafsu makan bertambah. Selain itu, dapat membuat kualitas hidup lansia meningkat.

Penelitian ini melibatkan 11 lansia di sebuah rumah sakit. Selama dua bulan, mereka diberi bubur dengan tambahan micin sebanyak 0,5 persen. Artikel penelitian pun diterbitkan dalam Biological & Pharmaceutical Bulletin pada 2008.

Nah, sekarang jangan takut lagi untuk menambahkan micin pada masakan ya! Semoga bermanfaat.

Berita Terkait

Berita Terkini