Info

Benarkah Makan Tanah Liat Jadi Solusi Turunkan Berat Badan?

Begini kata tim peneliti dari Australia.

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

Ilustrasi tanah liat. (Unsplash)
Ilustrasi tanah liat. (Unsplash)

Himedik.com - Anggapan makan tanah liat atau dikenal dengan istilah geofagy, untuk menurunkan berat badan masih menjadi kontroversi. Pasalnya ini bukan kebiasaan lazim yang sering dilakukan untuk menurunkan berat badan.

Di sisi lain, sebuah studi mengungkapkan sebuah fakta.

Dilansir dari dailymail, peneliti dari Australia menemukan bahwa tikus gemuk memiliki penurunan berat badan yang jauh lebih besar daripada tikus yang diberi obat penurun berat badan.

Menurut situs ini, tren makan tanah liat sudah diadopsi oleh selebritas seperti Shailene Woodley dan Elle Macphereson. Mereka makan tanah liat untuk detoksifikasi.

Selain itu, Aktor Zoe Kravitz menggunakan tanah liat bentonit untuk menurunkan 9 kg sehingga dia bisa memainkan peran dalam film "The Road Within" 2014.

Praktik seperti ini ternyata sudah dilakukan dari zaman Yunani kuno dan hampir di setiap benua di dunia telah dilaporkan melakukan hal ini.

Ilustrasi tanah liat. (Unsplash)
Ilustrasi tanah liat. (Unsplash)

Di belahan bumi bagian selatan, ini adalah praktik yang umum terjadi. Bahkan pada 2015, praktik ini dijadikan film dokumenter Eat White Dirt yang menunjukkan kecintaan orang Selatan terhadap kaolin, sejenis tanah liat putih yang terbentuk dari endapan mineral. Kaolin ini sebenarnya ditemukan dalam obat Kaopectate, anti diare.

Tahnee Dening, seorang kandidat PhD, sedang berusaha menemukan senyawa yang dapat meningkatkan cara tubuh menyerap pil antipsikotik.

Menurutnya, bahan tanah liat tidak hanya menjebak lemak di dalam struktur partikelnya, tetapi juga mencegah agar tidak diserap oleh tubuh dan memastikan bahwa lemak hanya melewati sistem pencernaan.

Fungsi inilah yang berpotensi menyembuhkan obesitas. Namun Dening memperingatkan bahwa penelitian ini masih dalam tahap yang sangat awal dan belum diuji pada manusia.

Dilansir dari newyorkpost, Dening dan timnya menguji temuan pada tikus yang makan makanan tinggi lemak. Selama periode dua minggu, mereka diberi makan semacam tanah liat murni.

Dia menemukan tanah liat bekerja lebih baik daripada plasebo dan obat penurun berat badan yang dia berikan kepada tikus.

"Mengingat bahwa bahan tersebut secara umum dianggap aman dan digunakan secara luas dalam produk makanan dan nutraceutical, uji klinis pada manusia dapat segera dimulai," tambah pengawa Dening, profesor Universitas Australia Selatan, Clive Prestidge.

Namun terlepas dari itu aman atau tidak, alternatif yang lebih aman untuk menurunkan berat badan adalah olahraga, diet sehat dan tidur yang cukup.

Berita Terkait

Berita Terkini