Info

Post-holiday Syndrome Menyerang Setelah Libur Panjang? Begini Mengatasinya

Setelah Anda libur panjang lalu kembali bekerja, kecepatan proses kerja otak pun berbeda-beda.

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

ilustrasi post-holiday syndrome. (Pixabay/caio_triana)
ilustrasi post-holiday syndrome. (Pixabay/caio_triana)

Himedik.com - Libur panjang kerap membuat kita terlena sehingga ketika waktunya habis, minat untuk kembali bekerja pun sulit didapat. Menyesuaikan diri lagi pada rutinitas lama sebelum liburan memang cukup berat.

Hal ini terbukti melalui sejumlah penelitian yang kemudian menjadi fenomena yang disebut para ahli sebagai post-holiday syndrome. Istilah ini mengacu pada perasaan tak nyaman yang umum dirasakan oleh orang-orang ketika mereka tidak bisa beradaptasi untuk bekerja setelah liburan.

Dilansir dari oHeraldo, Kamis (3/1/2019), hasil sejumlah penelitian menyatakan, kelelahan, kurang nafsu makan dan konsentrasi, mengantuk atau sulit tidur, dan nyeri otot hanyalah beberapa efek fisik yang bisa dialami seseorang. Sementara itu, masih ada dampak lain secara psikologis, yakni mudah tersinggung, cemas, sedih, perilaku masa bodoh, dan perasaan hampa.

Hal ini merupakan gangguan terhadap rutinitas fisik dan mental Anda. Setelah Anda libur panjang lalu kembali bekerja, proses kerja otak pun berada dalam kecepatan yang berbeda-beda.

Ketika berlibur, otak Anda cenderung memproses sesuatu lebih lambat dan terbiasa tidak berpikir dengan kecepatan kilat. Untuk itu, berikut tips melawan rasa malas dan tertekan akibat post-holiday syndrome yang dihimpun Himedik.com dari oHeraldo:

1. Lakukan semua pekerjaan dengan tenang

Saat Anda kembali bekerja seusai libur panjang, lakukan segala hal secara perlahan sampai Anda terbiasa lagi pada rutinitas sebelumnya. Beristirahatlah sebentar dengan berjalan-jalan di luar karena udara segar dapat membantu mengembalikan semangat Anda.

2. Jangan merasa paling menderita

Ingatlah bahwa semua orang juga mengalami hal yang sama seperti Anda. Maka dari itu, jangan menganggap Anda sebagai satu-satunya orang yang kewalahan saat bekerja.

3. Tetapkan tujuan dan harapan yang realistis

Jika Anda merasa tidak memiliki pencapaian pada tahun sebelumnya, jadikan saja sebagai tujuan untuk tahun berikutnya. Jangan berkecil hati dan terus dorong diri sendiri untuk mengembangkan karier.

4. Utarakan yang ada di pikiran

Jika Anda dimintai bantuan untuk turut serta dalam sebuah proyek, beri respons dengan jujur sesuai perasaan Anda, baik ketika Anda sudah siap maupun belum. Anda juga bisa meminta rekan kerja untuk membicarakannya nanti.

5. Mintalah bantuan

Bersikaplah realistis terkait beban kerja yang dapat Anda tangani. Jangan takut untuk meminta bantuan orang lain. Anda bisa berbicara pada manajer dan meminta bimbingan lalu membuat rencana kerja yang sesuai.

Berita Terkait

Berita Terkini