Info

Tak Perlu Buru-Buru, Ini Usia yang Cocok untuk Menikah Menurut para Ahli

Temuan baru ini disebut sebagai "teori pernikahan Goldilocks".

Agung Pratnyawan | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

ilustrasi pernikahan - (Pixabay/NGDPhotoworks)
ilustrasi pernikahan - (Pixabay/NGDPhotoworks)

Himedik.com - Apakah kalian merasa belakangan ini banyak teman dengan usia sepantar bergantian membagikan undangan pernikahan? Enggak usah baper ataupun iri ingin segera menyusul.

Para ahli mengatakan, jika ingin hubungan rumah tangga kalian nantinya awet, enggak ada salahnya terus mengevaluasi daftar panjang kriteria pasangan sebelum menikah. Selain itu, pertimbangan umur juga penting untuk memasuki jenjang pernikahan.

Theresa DiDonato, psikolog dari Loloya University Maryland, menyetujui sebuah gagasan lawas -- bahwa orang yang menikah tidak terlalu awal cenderung memiliki hubungan pernikahan yang langgeng. Sedangkan pernikahan yang dilakukan oleh remaja lebih berisiko perceraian.

Menurut DiDonato, anak muda pada umumnya belum memiliki kemampuan finansial yang stabil serta tujuan hidup yang jelas dan realistis, otak mereka juga belum berkembang sesempurna orang yang lebih berumur. Maka dari itu, risiko perceraian pun dapat berkurang hingga 50 persen bagi mereka yang menikah di usia 25 tahun daripada 20 tahun.

Di samping itu, peneliti sosiologis Nicholas Wolfinger mendapatkan temuan baru yang mengejutkan: analisis data terakhirnya dari 2006 hingga 2010 dalam Survei Nasional Pertumbuhan Keluarga (NSFG) mengungkapkan bahwa menikah setelah usia 30-an sebenarnya lebih berisiko daripada menikah di usia akhir 20-an.

Nicholas juga menyebutkan, usia terbaik untuk menikah adalah antara 28 tahun hingga 32 tahun.

Majalah Slate menyebut temuan baru ini sebagai ''teori pernikahan Goldilocks.'' Jika menikah terlalu dini, tingkat perceraian lebih tinggi. Namun, tak jauh berbeda pula jika kalian terlambat menikah.

Sayangnya Wolfinger tidak bisa mengatakan dengan pasti alasannya. Meski begitu, ia dapat menjelaskan temuannya menggunakan data dari NSFG 2011-2014.

Setelah lima tahun menikah, pasangan yang menikah saat remaja memiliki risiko perceraian 38 persen, sedangkan mereka yang menikah di awal usia dua puluhan juga sangat rentan (27 persen), tetapi kemudian ada penurunan kuat untuk pasangan yang menikah antara usia 25 dan 29 (14 persen) dan usia 30 hingga 34 (10 persen).

Namun, sekali lagi, pasangan yang menikah pada usia 30-an juga dihantui risiko perceraian. Pasangan yang menikah untuk pertama kalinya pada usia 35 atau lebih memiliki 17 persen risiko perceraian selama lima tahun pertama pernikahan mereka.

Berita Terkait

Berita Terkini