Info

Penyakit Jantung Dapat Dimulai Sejak Dalam Rahim

Ini disebabkan karena kekurangan oksigen dalam rahim

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Ilustrasi ibu hamil. (pixabay)
Ilustrasi ibu hamil. (pixabay)

Himedik.com - Penyakit jantung dapat dimulai sejak dalam rahim. Sebuah studi oleh Univeristas Cambridge baru-baru ini menemukan faktanya.

Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang menderita hipoksia kronis atau oksigen rendah di dalam rahim lebih cenderung menunjukkan tanda untuk kondisi seperti tekanan darah tinggi atau arteri kaku.

Hipoksia kronis merupakan efek samping paling umum dari komplikasi kehamilan seperti pre-eklampsia, diabetes gestasional atau ibu hamil yang merokok.

Melansir dari dailymail, studi ini dipimpin oleh Profesor Dino Giussani, dari departemen fisiologi, pengembangan dan ilmu saraf.

Penyakit jantung membunuh satu dari tiga orang, tulis para peneliti dalam jurnal PLOS Biology.

Fakta selama ini juga telah menunjukkan bahwa gen bisa berinteraksi dengan kebiasaan hidup kita, seperti merokok yang bisa menentukan risiko penyakit jantung.

Ilustrasi wanita hamil - (Pixabay/paulavsouza)
Ilustrasi wanita hamil - (Pixabay/paulavsouza)

Namun, studi baru menunjukkan risiko ini dapat ditetapkan bahkan sebelum kita dilahirkan.

Untuk menentukan hal itu, para peneliti memberi domba hamil vitamin C sambil menempatkan mereka di ruang oksigen rendah saat trimester terakhir mereka.

Vitamin C membantu mengencerkan darah dan mengurangi tekanan darah. "Domba dan manusia serupa dalam anatomi dan fisiologi kardiovaskular," catat para penulis.

Pada usia sembilan bulan, fungsi jantung anak domba dibandingkan dengan domba yang dilahirkan dari kehamilan normal.

Hasil menunjukkan oksigen rendah membatasi pertumbuhan domba dan menyebabkan stres internal. Pada usia dewasa, domba memiliki pembuluh darah yang lebih sempit yang bisa menyebabkan hipertensi.

Para peneliti menemukan vitamin C agak membantu meningkatkan pasokan oksigen di seluruh plasenta tetapi relatif tidak efektif.

Meskipun demikian, para ilmuwan percaya studi mereka memberikan bukti konsep bahwa antioksidan dapat membantu menurunkan hipertensi.

Metode ini bekerja dengan 'membawa obat pencegahan kembali ke dalam rahim', tutur penulis Dr Kirsty Brain, dari departemen fisiologi, pengembangan dan ilmu saraf.

Para peneliti menambahkan bahwa lebih banyak penekanan harus ditempatkan pada mencegah daripada mengobati penyakit jantung.

"Penemuan kami menekankan bahwa ketika mempertimbangkan strategi untuk mengurangi penyakit jantung secara keseluruhan, perhatian yang lebih besar terhadap pencegahan daripada pengobatan diperlukan," kata Profesor Giussani.

"Pengobatan harus dimulai sedini mungkin selama lintasan perkembangan, daripada menunggu sampai dewasa ketika penyakit menjadi ireversibel," tambahnya.

Berita Terkait

Berita Terkini