Info

20 Orang Alami Infeksi Bakteri Menular Setelah Mengunjungi Panti Pijat

"Bakteri ini sangat menular dan dapat ditularkan melalui kontak fisik," katanya.

Vika Widiastuti

Ilustrasi bakteri (Pixabay/PublicDomainPictures)
Ilustrasi bakteri (Pixabay/PublicDomainPictures)

Himedik.com - Sejumlah pelanggan mengaku tertular penyakit infeksi kulit setelah mengunjungi sebuah panti pijat di Kuchai Lama, Kuala Lumpur, Malaysia.

Diberitakan World of Buzz, Senin (28/1/2019), sekitar tujuh pelanggan menggelar konferensi pers untuk mengeluhkan apa yang mereka alami. Konferensi pers tersebut diadakan di Kuala Lumpur Chinese Assembly Hall (KLCAH).

Menurut China Press dan Oriental Daily, ada sekitar 20 konsumen yang menderita infeksi kulit sejak Juni 2018. Mereka dilaporkan telah mengunjungi panti pijat yang sama.

Juru Bicara dari KLCAH mengatakan, berdasarkan laporan medis, ada empat orang yang terinfeksi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). "Bakteri ini sangat menular dan dapat ditularkan melalui kontak fisik atau dengan berbagi barang-barang pribadi seperti handuk," ujarnya.

Yang lebih menakutkan lagi, lanjutnya, bakteri ini resisten terhadap beberapa antibiotik. "Sebagian besar pasien harus menjalani operasi untuk mengangkat daging yang terinfeksi. Karena sangat menular, beberapa pasien masih dikarantina di rumah sakit," jelasnya.

Salah seorang korban yang bekerja sebagai sales mengatakan, dirinya mengunjungi panti pijat yang tidak disebutkan namanya itu pada 20 November 2018 lalu. Dia kemudian mulai mengalami ruam dan nyeri di kakinya.

Setelah menghabiskan antibiotik dan obat penghilang rasa sakit selama satu minggu, dia memutuskan untuk ke rumah sakit. Hal itu karena kondisinya tidak membaik sama sekali.

Saat itulah dia merasa terkejut setelah diberi tahu bahwa operasi harus segera dilakukan untuk mengobati infeksinya. "Dokter melakukan operasi untuk mengangkat daging dari delapan luka karena jaringan otot sudah mati. Biaya media mencapai 23.000 Ringgit Malaysia (sekitar Rp78 juta). Itu tidak termasuk biaya tindakan lanjut," ujarnya.

Sementara itu, seorang wanita yang juga menjadi korban mengatakan, dari enam teman yang pergi bersamanya, hanya dia yang terinfeksi bakteri. Dia mencoba mengonsumsi antibiotik dan memencet nanah dari lukanya, tetapi tak membantu.

Untungnya, wanita itu pergi ke rumah sakit tepat waktu. Sebab, dokter mengatakan padanya, jika bakteri sudah menyebar ke tulang, amputasi harus dilakukan.

Asosiasi akan mengumpulkan semua laporan medis dan polisi dari para korban minggu ini lalu menyerahkannya ke Kementerian Kesehatan dan Dewan Bandaraya Kuala Lumpu (DBKL) agar segera ditindaklanjuti.

 

Berita Terkait

Berita Terkini