Info

Larangan Impor Bedak Bayi Johnson, Diduga Sebabkan Kanker

Larangan impor ini terjadi di Sri Lanka.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Yuliana Sere

Ilustrasi bedak bayi Johnson & Johnson. (Shutterstock)
Ilustrasi bedak bayi Johnson & Johnson. (Shutterstock)

Himedik.com - Sri Lanka telah memberlakukan larangan impor Johnson Baby Powder karena diduga mengandung asbes yang menyebabkan kanker.

Stok produk yang ada di toko-toko masih bisa dijual tetapi tidak akan ada impor bedak baru.

Dua pejabat pemerintah dan distributor produk lokal mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sedang menunggu hasil pengujian sebelum keputusan itu dibatalkan.

Melansir dari Daily Mail, pada 14 Desember 2018, Reuters melaporkan Johnson selama beberapa dekade bahwa asbes terkandung dalam produknya.

Laporan ini didasarkan pada ribuan halaman memo perusahaan, laporan internal, dan dokumen lainnya.

J&J gagal melaporkan hasil tiga tes oleh tiga laboratorium yang berbeda dari tahun 1872 hingga 1975 yang menemukan asbes dalam talc-nya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

Tetapi itu sudah cukup untuk mendorong beberapa negara, termasuk India, untuk melakukan tes agar menentukan apakah bahan kimia penyebab kanker terkandug dalam bedak tersebut.

Kamal Jayasinghe, kepala eksekutif Otoritas Pengatur Obat Nasional Sri Lanka, bagian dari kementerian kesehatan, memberi tahu distributor bedak A.Baur & Co bahwa tes lebih lanjut diperlukan sebelum bubuk itu akan diimpor lagi.

Bedak bayi. (Shutterstock)
Bedak bayi. (Shutterstock)

''Kami telah melakukan pendaftaran ulang dan memberi tahu distributor untuk mengirimkan laporan kualitas dari laboratorium terakreditasi untuk memastikan tidak ada asbes dalam produk mereka,'' kata Jayasinghe.

Shalutha Perera, kepala konsumen untuk A.Baur, mengatakan kepada Reuters perusahaan telah memberitahu J&J di India tentang penangguhan proses perizinan.

''J&J India secara langsung menangani semua masalah regulasi,'' katanya.

Seorang juru bicara untuk J&J India menolak berkomentar tentang penghentian pengiriman ke Sri Lanka tetapi mengatakan perusahaan sepenuhnya mematuhi persyaratan peraturan India saat ini untuk pembuatan dan pengujian talek kami'.

"Kami sepenuhnya bekerja sama dengan pemerintah India dan sedang menunggu hasil dari pengujian mereka," tambahnya.

Juru bicara itu menambahkan produk itu secara rutin diuji oleh pemasok dan laboratorium independen untuk memastikan bebas asbes.

Investigasi Reuters pada bulan Desember mengungkapkan sebagian besar tes dalam beberapa dekade terakhir tidak menemukan asbes dalam produk J&J talc.

Berita Terkait

Berita Terkini