Info

Studi: Sarapan Bukan Kunci Turunkan Berat Badan

Menurut penelitian, mengonsumsi sarapan yang sehat tidak membantu orang makan lebih sedikit di kemudian hari.

Agung Pratnyawan | Yuliana Sere

Ilustrasi sarapan. (Pixabay/StockSnap)
Ilustrasi sarapan. (Pixabay/StockSnap)

Himedik.com - Selama bertahun-tahun, kamu mungkin pernah mendengar bahwa sarapan adalah makanan terpenting jika kamu berusaha mempertahankan berat badan yang sehat. Namun, penelitian baru menunjukkan hal itu tidak benar.

Mengonsumsi sarapan yang sehat tidak membantu orang makan lebih sedikit di kemudian hari dan mereka yang sarapan akhirnya makan lebih banyak kalori setiap hari, demikian temuan review tersebut.

"Kita seharusnya tidak mengganti diet dengan mengonsumsi sarapan untuk menurunkan berat badan. Lakukan yang terbaik untukmu," kata penulis senior Flavia Cicuttini, kepala unit muskuloskeletal di Monash University, Melbourne, Australia.

"Buktinya adalah bahwa makan sarapan cenderung menambah asupan kalori keseluruhan orang tersebut dan menambah kenaikan berat badan," kata Cicuttini, dilansir Himedik dari webmd.

Tim Spector, penulis editorial mengatakan, "Setiap orang memiliki metabolisme yang unik , serangkaian gen dan mikroba usus yang sangat berbeda dan akan bereaksi terhadap makanan yang berbeda".

"Jangan menggunakan pedoman standar sebagai kitab. Eksperimen sendiri untuk mempelajari apa yang terbaik untuk tubuhmu," lanjutnya. 

Studi sebelumnya menunjukkan makan sarapan akan menyebabkan berat badan lebih sehat . Namun, baik Cicuttini dan Spector menunjukkan sebagian besar penelitian sebelumnya bersifat observasional. Spector mencatat bahwa beberapa penelitian itu 'bias dan cacat.'

Ilustrasi sarapan. (Pixabay/Pexels)
Ilustrasi sarapan. (Pixabay/Pexels)

Untuk penelitian baru, para peneliti mengamati 13 uji coba terkontrol secara acak yang berlangsung selama tiga dekade terakhir. Studi-studi tersebut terutama dari Amerika Serikat dan Inggris.

Partisipan dalam uji coba terdiri dari berbagai bobot dan beberapa adalah mereka yang sering sarapan, sementara yang lain tidak. Studi ini memantau orang selama sehari dalam waktu 16 minggu.

Orang-orang yang sarapan akhirnya makan sekitar 260 kalori lebih banyak sehari. Sementara orang yang melewatkan sarapan sekitar, satu pon lebih ringan daripada mereka yang sarapan.

Penulis mengatakan, tampaknya makan sarapan bukan strategi yang bermanfaat untuk menurunkan berat badan.

Menurut Cicuttini, "Pesan utama adalah bahwa jika seseorang suka sarapan, itu baik-baik saja. Namun, tidak ada bukti bahwa kita harus mendorong orang untuk mengubah pola makan mereka untuk memasukkan sarapan agar mencegah kenaikan berat badan atau obesitas."

Ahli gizi terdaftar, Dana White, dari Quinnipiac University di Hamden, Conn., mengungkapkan bagi orang yang berolahraga di pagi hari mungkin lebih sulit untuk melewatkan sarapan.

Namun, seperti saat-saat lain dalam sehari, ia menyarankan, "makan ketika kamu lapar dan makan dalam porsi sedang."

Hasil penelitian ini diterbitkan online 30 Januari 2019 di BMJ.

Berita Terkait

Berita Terkini