Himedik.com - Meskipun sama-sama ditandai dengan rasa nyeri di bagian dada, nyeri dada belum tentu serangan jantung. Serangan jantung biasanya lebih kompleks dan disertai dengan gejala lainnya.
Disampaikan dr. Ade Meidian Ambari Sp.JP selaku Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI), nyeri dada tanda serangan jantung biasanya terasa seperti ditusuk dan kesemutan yang menjalar ke bagian leher seperti tercekik. Rasa nyeri ini berlangsung selama 20 menit secara terus menerus dalam kondisi tidak melakukan kegiatan apapun.
Baca Juga
"Mengapa Saya Mengalami Ereksi Terlalu Banyak Setiap Hari?"
Bunda Wajib Tahu, Begini Cara Aman Menggunakan Penolak Serangga pada Anak
Begini Cara Aman dan Efektif Menggunakan Obat Nyamuk Bakar
Gigi Bisa Prediksi Masalah Bipolar dan Depresi Pada Anak
Temannya Bercanda Tarik Bangku, Siswa Ini Alami Retak Tulang Ekor
"Kalau nyeri karena naik dua lantai tapi ketika sudah santai hilang itu bukan gejala serangan jantung. Jadi ketika serangan itu tidak harus dipicu aktivitas, dalam kondisi diam pun terasa nyeri dada," ujar dr Meidian dalam temu media di Jakarta, Senin (18/2/2019) diberitakan Suara.com.
Gejala lain yang menyertai serangan jantung adalah gejala otonom seperti keringat dingin, mual, hingga muntah. Namun menurut dr Meidian, pada beberapa kelompok orang gejala serangan tampak tidak khas seperti sakit ulu hati yang menyerupai gejala maag.
"Itu sebabnya disarankan kalau lebih dari 40 tahun lakukan medical check up," imbuh dia.
Dalam kondisi serangan jantung, waktu paling lama pasien mendapat penanganan reperfusi atau proses membuka aliran darah yang tersumbat adalah 12 jam.
Jika lebih dari itu maka pasien bisa mengalami kematian, atau pun jika bertahan akan mengalami komplikasi seperti gagal jantung.
"Semakin lama pasien datang, semakin buruk prognosisnya, yaitu masa depan pasien ini bisa gagal jantung atau bisa juga kena gangguan irama jantung. Kalau penyempitan lebih dari 70 persen pasien harus dilakukan pemasangan ring," tandas dia. (Suara.com/Firsta Nodia)