Info

Dukung Gerakan Anti Vaksin, Dokter Bantu Warga Palsukan Formulir Vaksinasi

Warga bahkan harus membayar Rp 1,8 juta untuk mendapatkan formulir.

Agung Pratnyawan | Yuliana Sere

Ilustrasi mendapatkan suntikan vaksin. (pixabay/whitesession)
Ilustrasi mendapatkan suntikan vaksin. (pixabay/whitesession)

Himedik.com - Gerakan menolak vaksin semakin meluas. Baru-baru ini beberapa orang telah mengakui memalsukan formulir vaksinasi mereka agar dapat masuk ke Arab Saudi.

Melansir dari worldofbuzz,  hal ini dikarenakan vaksinasi merupakan persyaratan wajib untuk naik haji.

Untuk memalsukan ini, mereka harus membayar sekitar Rp 1,8 juta. Tentu denda ini sangat rendah jika dibandingkan dengan ancaman penyakit yang bisa diberikan kepada orang lain.

Muhammad Quddus, salah seorang warga berkata, "Saya dan keluarga saya melakukan umrah dua tahun lalu tanpa mendapatkan vaksin meningokokus.

'Agen perjalanan mengurusnya dengan meminta dokter untuk mencantumkan tanda tangannya di buku catatan kesehatan kami," imbuhnya.

Ilustrasi suntik kurus. (unsplash/@Hush Naidoo)
Ilustrasi suntik vaksin. (unsplash/@Hush Naidoo)

Ya, seorang dokter terlibat dalam masalah ini. Dia juga menjelaskan bahwa agen perjalanannya akan melayani mereka yang menolak untuk mendapat suntikan imunisasi sebelum pergi ke kota-kota suci.

Warga Malaysia lain, Maimunah Ishak (45) mengungkapkan dia menggunakan perantara untuk memalsukan surat kesehatannya.

Dia mengatakan, "Masalahnya adalah membuat seseorang menandatangani buklet vaksinasi kami.  'Setelah berbulan-bulan mencari, kami akhirnya menemukan ustaz yang mengelola agen perjalanan.

Ia bersedia melakukannya untuk kami, tetapi kami harus membayar masing-masing Rp 1,8 juta, " tuturnya.

Ini bisa berarti bahwa orang-orang Malaysia akan berpotensi besar terpapar pada banyak penyakit menular saat pergi ke daerah yang padat penduduk selama ziarah.

Mereka kemudian akan membawa penyakit ini ke rumah dan menginfeksi orang-orang di sekitar mereka.

Seorang pejabat senior yang tidak disebutkan namanya juga menjelaskan bahwa pihak berwenang sebenarnya menyadari tindakan keji tersebut.

Dia berkata, "Kami menyadari bahwa pengaturan seperti itu melibatkan praktisi medis, tetapi bagaimana hal itu benar-benar dilakukan, kami tidak tahu."

Suka atau tidak suka, gerakan anti-vaksinasi telah menyebar dengan cepat baru-baru ini. Gerakan tak berdasar ini akan menempatkan kita dalam risiko tertular penyakit berbahaya.

Padahal vaksin jusru bisa menyelamatkan kita dari paparan infeksi dan penyakit berbahaya.

Berita Terkait

Berita Terkini