Info

Beri Komentar Soal Seks atas Kematian Aktris, Mahasiswa Kedokteran Dihujat

Pantaskah kematian seseorang diberi komentar berbau seks?

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Emily Kong - (Facebook/@emilykcl)
Emily Kong - (Facebook/@emilykcl)

Himedik.com - Seorang mahasiswa kedokteran bergelar MBBS dari International Medical University (IMU) Malaysia dibanjiri hujatan netizen. Masalah itu berawal dari komentar seksis yang ia tujukan pada kematian aktris sekaligus penyanyi Malaysia, Emily Kong.

Emily Kong tewas dalam kecelakaan pada Sabtu (9/3/2019) lalu. Mobil wanita 29 tahun itu menabrak pohon di Kuchai Lama.

Namun, tidak semua orang menyampaikan belasungkawa, apalagi seorang mahasiswa dari IMU memilih untuk melontarkan pendapat bahwa Emily bisa menghindari tragedi yang menewaskannya.

Dia menuliskan, "Belasungkawa. Saya harap semua perempuan mendapat pelajaran sekarang. Jangan pernah meninggalkan pub tanpa pria. Pria dan wanita bekerja bersama. Kami bisa menemani kalian pulang dengan aman dan kalian bisa memberi kami cumbuan atau seks. Maksudku, perempuan juga suka seks, kan?"

"Inilah yang terjadi ketika wanita berpikir mereka bisa melakukan semuanya sendiri dan mandiri. Setiap wanita membutuhkan pria," tutupnya, dikutip Himedik.com dari World of Buzz.

Mahasiswa kedokteran berkomentar tak pantas - (Twitter)
Mahasiswa kedokteran berkomentar tak pantas - (Twitter)

Meskipun komentarnya telah dihapus, banyak netizen yang telah menyimpan hasil tangkapan layar komentar seksis tersebut dan mengirimnya ke universitas mahasiswa kedokteran itu.

"Calon dokter dari IMU, pemegang beasiswa JPA. Komentar soal mendambakan seks untuk selebritas lokal yang sudah meninggal. Saya telah diberi tahu bahwa dokter junior biasanya sampah, tetapi dia bahkan jauh lebih buruk dari itu," tulis seorang netizen.

Petisi kemudian dibuat untuk mahasiswa itu. Petisi tersebut berisi tuduhan bahwa sang calon dokter merupakan ancaman bagi masyarakat yang seharusnya tak melanjutkan studinya.

Wakil Rektor IMU Prof Peter Pook Chuen Keat lantas menanggapi masalah ini di Facebook.

"Saya telah memintanya untuk 1) menghapus/menarik lagi komentar daringnya dan 2) meminta maaf. Saya mengerti bahwa dia telah bekerja sama dengan dengan melakukan poin pertama.

Secara pribadi, seperti yang diketahui semua rekan IMU, kita harus mempraktikkan peran perawatan kesehatan kita masing-masing dengan profesionalisme, etika, dan dengan empati. Akan ada diskusi lebih lanjut tentang kasus khusus ini di universitas kami. Saya sungguh-sungguh minta maaf dan sedih atas komentar tidak sensitif siswa itu, yang telah menyebabkan begitu banyak rasa sakit kepada keluarga, teman-teman, dan masyarakat umum," tulis sang profesor.

Mahasiswa IMU yang sensasional itu kemudian menyampaikan permintaan maaf, tetapi dilanjutkan dengan pernyataan yang lagi-lagi berbau seks.

Emily Kong - (Facebook/@emilykcl)
Emily Kong - (Facebook/@emilykcl)

"Saya meminta maaf kepada seluruh wanita dan siapa pun yang merasa tersinggung dengan alasan apa pun.

Untuk memperjelas, siapa pun yang memiliki atau berada dalam open relationship akan memahami bahwa ini adalah hal yang normal. Kami pergi di malam hari dengan orang yang spesial untuk minum, dan kami mengantarnya pulang dengan selamat. Kami mengantar mereka pulang. Kami melindungi mereka.

Dan jika mereka mengajak kami ke tempat mereka, kami pergi bersama mereka. Kami berciuman, kami saling terikat, dan kami berhubungan seks. Peran kami adalah melindungi mereka. Sebagai gantinya, mereka memberi kami kejutan yang bagus.

Saya memaafkan mereka yang membuat ini viral meskipun saya sudah menghapus komentar itu. Saya memaafkan semua kebencian yang ditunjukkan kepada saya atau kenalan saya. Saya memaafkan semua pesan vulgar yang saya terima. Dan karena saya memaafkan, saya sama sekali tidak terpengaruh oleh ini (kritik netizen, -red).

Kebencian kalian belum bisa memengaruhi saya. Saya juga memaafkan mereka yang menghasut dengan menyalahartikan komentar saya untuk mendapatkan lebih banyak likes. Ini adalah penyakit media sosial.

Biarkan saya menjadi pria yang lebih besar di sini dan tidak membungkuk pada kata-kata kotor atau bahasa tingkat rendah," ungkap pria yang dinilai arogan dan angkuh itu.

Berita Terkait

Berita Terkini