Info

4 Efek Samping Puasa Intermiten, Sudah Tahu?

Ketahui apa itu puasa intermiten.

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

Program diet. (Unsplash/Rawpixel)
Program diet. (Unsplash/Rawpixel)

Himedik.com - Puasa intermiten telah menjadi salah satu alternatif diet yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Meski memiliki efek yang menjanjikan, ternyata pola diet ini memiliki efek samping.

Melansir dari medical daily, berikut 4 efek samping dari puasa intermiten.

1. Bau mulut

Dokter gigi dan spesialis bau mulut, Dr. Geoffrey Speiser dari Australian Breath Clinic membahas mengapa puasa yang terputus-putus menyebabkan napas berbau busuk.

Dia menjelaskan bahwa ketosis, suatu proses yang terjadi ketika mengikuti rencana diet ketogenik melepaskan keton, senyawa yang menyebabkan bau tak sedap pada napas seseorang.

Anggota forum kebugaran BodyBuilding.com mengklaim bahwa mereka menghasilkan aroma logam atau daging hamburger ketika mereka menggabungkan diet ketogenik dengan puasa intermiten.

Namun, Dr. Speiser menggambarkan nafas yang diinfeksi keton memiliki jenis bau alkohol buah.

Dr. Speiser mencatat bau mulut adalah akibat dari senyawa belerang volatil yang dilepaskan ketika protein dipecah menjadi asam amino dan produk limbah.

ilustrasi diet - (Pixabay/stevepb)
ilustrasi diet - (Pixabay/stevepb)

Jadi, pemecahan protein sebagai proses alami dari sistem metabolisme inilah yang menyebabkan bau mulut.

Kamu dapat menghindari bau mulut dengan menjaga kebersihan gigi yang benar. Gunakan sikat lidah untuk membersihkan mulut membantu menghilangkan bau tak sedap.

Pastikan tetap terhidrasi dan kamu juga bisa makan permen untuk membantu menghilangkan bau mulut.

2. Penurunan berat badan lebih cepat

Selain bau mulut, puasa intermiten juga membawa efek yang baik bagi tubuh, seperti meningkatkan berat badan.

Makanan yang kita makan saat diet akan terurai menjadi molekul dalam aliran darah kita. Ketika kamu makan karbohidrat, ini akan berubah menjadi gula yang digunakan tubuh untuk energi.

Insulin membawa gula ke dalam sel-sel lemak dan menyimpannya ketika tidak dibakar saat berolahraga. Ketika kamu berpuasa di sela waktu makan, kadar insulin tubuh turun. Dengan demikian, lemak yang disimpan lebih cepat terbakar.

Ilustrasi diet. (Pixabay/TeroVesalainen)
Ilustrasi diet. (Pixabay/TeroVesalainen)

3. Membuat seseorang tetap disiplin

Puasa intermiten membutuhkan kepatuhan yang ketat. Kamu perlu berpuasa selama 12 hingga 16 jam untuk menikmati manfaat kesehatannya.

Mengikuti diet ketogenik juga merupakan tantangan tersendiri. Ini memaksamu untuk makan makanan tinggi protein dan menghindari bahan mengandung zat tepung dan gula.

Jika kamu bertekad untuk menurunkan berat badan dengan cepat, kamu harus mematuhi rencana makan yang ketat.

Melakukan hal ini tidak hanya menjaminmu dengan hasil yang sangat baik, namun kamu juga menjadi lebih disiplin.

Menu diet sehat. (Unsplash/Lily Banse)
Menu diet sehat. (Unsplash/Lily Banse)

4. Mencegah diabetes

Efek penurunan berat badan pada puasa intermiten juga mencegah diabetes. Seseorang berisiko lebih tinggi terkena diabetes saat makan di malam hari.

Ritme sirkadian dalam puasa intermiten hanya memungkinkan seseorang untuk mengonsumsi makanan di siang hari. Karena itu, ini bisa meminimalkan risiko terkena diabetes.

Berita Terkait

Berita Terkini