Info

Tak Banyak yang Tahu, Ini Manfaat Belajar Matematika untuk Kesehatan

Saat mengerjakan soal matematika sederhana, seperti perkalian, area otak prefrontal akan menjadi aktif.

Vika Widiastuti

Ilustrasi belajar berhitung (Pixabay/geralt)
Ilustrasi belajar berhitung (Pixabay/geralt)

Himedik.com - Matematika kerap dianggap sebagai pelajaran yang rumit. Jadi, tak heran tak sedikit yang menghindarinya. Namun, terlepas dari semua itu, matematika ternyata memiliki manfaat untuk kesehatan

Suara.com mengutip dari rilis Hellosehat, Senin (25/3/2018), belajar mayematika tak hanya mengasah kecerdasan tetapi juga berdampak bagi kesehatan, khususnya fungsi otak?

Seperti diketahui, otak manusia terdiri dari empat bagian yang disebut dengan lobus. Keempatnya disebut sebagai lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal. Setiap bagiannya memiliki fungsi dan lokasi yang berbeda.

Saat mempelajari matematika, bagian otak yang bekerja adalah lobus frontal dan parietal. Lobus frontal terletak di daerah dahi Anda dan berfungsi untuk memproses informasi baru, berpikir logis, mengatur gerakan tubuh, dan berbahasa. Sementara itu, lobus parietal berfungsi mengatur indra peraba (sentuhan), mendeteksi lokasi dan arah, serta berhitung.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Profesor Ryuta Kawashima, kala mencoba membandingkan otak responden yang bermain game dengan mereka yang mengerjakan soal matematika sederhana. Ia menemukan hasil yang tidak disangka.

Ilustrasi belajar berhitung (Pixabay/Pexels)
Ilustrasi belajar berhitung (Pixabay/Pexels)

"Awalnya saya bahwa otak responden yang bermain game akan lebih aktif. Namun, nyatanya, otak manusia justru lebih aktif saat mengerjakan soal matematika," tulis hasil penelitian prof Ryuta.

Saat mengerjakan soal matematika sederhana, seperti perkalian, area otak prefrontal akan menjadi aktif. Bagian ini berfungsi untuk belajar dan berpikir logis.

Namun, saat mengerjakan matematika, bagian otak yang berfungsi untuk membaca juga menjadi aktif. Ini karena secara tidak sadar otak Anda akan mengingat kembali bacaan tabel perkalian.

Mengerjakan soal matematika juga dapat mengaktifkan kedua sisi pada otak Anda (sisi kiri dan kanan), bahkan hanya untuk soal matematika sederhana. Mengerjakan soal yang terlalu sulit justru akan membuat salah satu bagian otak saja yang aktif, yaitu otak kiri (kemampuan berbahasa).

Hal ini terjadi karena Anda akan terus-menerus mengulang membaca soal sebelum sampai pada pemecahan. Sedangkan, jika hanya soal sederhana, kedua otak Anda akan bekerja secara seimbang.

Ilustrasi belajar matematika (Pixabay/_Alicja_)
Ilustrasi belajar matematika (Pixabay/_Alicja_)

Mengerjakan soal matematika juga bisa menghindarkan diri dari pikun.

Meski seringnya hanya disentuh saat masih usia sekolah atau produktif, matematika justru berguna bagi para lansia. Mengerjakan soal hitung-hitungan mampu membantu kondisi pikun agar tidak semakin parah.

Menginjak usia lanjut, penurunan kemampuan kognitif rata-rata akan mengalami penurunan. Dengan mengerjakan soal matematika, lobus otak prefrontal akan diaktifkan. Ketika bagian ini aktif, maka akan terjadi dua proses di dalam otak, yaitu kemampuan membaca soal dan angka-angka, mengoperasikan angka-angka, dan menggerakan tangan untuk menuliskan rumus, hitungan, dan hasil jawabannya.

Inilah yang akan membantu para lansia meningkatkan kemampuan berpikirnya dan menurunkan risiko pikun bertambah parah. Wah, ternyata banyak ya manfaat belajar matematika bagi kesehatan! (Suara.com/Vessy Dwirika Frizona)

Berita Terkait

Berita Terkini