Info

Kenali 4 Dampak Psikologis Kecanduan Olahraga yang Tak Boleh Dianggap Remeh

Apakah Anda mengalami kecanduan olahraga?

Vika Widiastuti

Ilustrasi olahraga - (Pixabay/5132824)
Ilustrasi olahraga - (Pixabay/5132824)

Himedik.com - Olahraga menjadi sebuah aktivitas yang menyehatkan. Jadi, konsisten dalam melakukan olahraga pun sangat penting. Namun, tentu dalam porsi yang tepat. 

Setelah sesi lari maraton, atau naik sepeda gunung, Anda mendapatkan endorfin kimia yang membanjiri tubuh — dan hal-hal ini mudah untuk membuat Anda ketagihan. Tetapi ketika komitmen Anda untuk menjadi lebih cepat, lebih kuat, dan lebih jauh lagi, Anda bisa saja melewati batas antara komitmen olahraga atau Anda sudah kecanduan.

Kecanduan olahraga melibatkan aktivitas, berlari, melatih triathlon, yang awalnya dimulai dengan kesenangan, kemudian bergeser menjadi kompulsif dan terasa ini seperti tanggung jawab hidup sehari-hari,” kata Gloria Petruzzelli, psikolog klinis berlisensi dan psikolog olahraga di layanan kesehatan dan konseling mahasiswa Universitas Negeri California seperti dilansir Suara.com dari Mensjournal.

Ilustrasi olahraga tanpa busana - (Pixabay/StockSnap)
Ilustrasi olahraga - (Pixabay/StockSnap)

"Atlet mungkin tidak menyadari perilaku mereka di luar kendali, karena mereka dengan mudah untuk menemukan orang lain atau kelompok yang membenarkan perilaku ekstrem mereka dalam berolahraga," tambahnya.

Berikut dampak psikologis yang timbul jika Anda seseorang yang kecanduan olahraga.

1. Bukan seorang pro, tapi mengorbankan banyak hal

“Sangat tidak sehat ketika Anda menghabiskan banyak waktu setiap hari, mengorbankan keluarga atau kumpul-kumpul sosial untuk menghabiskan waktu ekstra dalam gym dan olahraga,” kata Petruzzelli.

Hidup Anda membutuhkan keseimbangan, Petruzzelli tidak membahas soal sehat atau tidak menyehatkan secara fisik, tapi ini lebih kepada sisi psikologis. "Kepatuhan kaku pada rutinitas latihan yang ketat dan berulang tanpa fleksibilitas keseharian pada umumnya, itulah tanda bahaya utama," jelasnya.

"Ketika semua waktu Anda, interaksi sosial, dan uang adalah tentang satu olahraga, mengingat bahwa Anda bukan seorang profesional, dan Anda tidak memiliki hobi atau minat lain, saya akan merekomendasikan untuk mendapatkan evaluasi dari seorang profesional kesehatan mental," saran Petruzzelli.

Olahraga/pexels
Olahraga (Pixabay/skeeze)

2. Habiskan banyak dana

Petruzzelli kerap menemukan orang yang candu terhadap triathlon. Olahraga ini tentu sangat mahal.

"Anda bisa menghabiskan ribuan dolar untuk pakaian selam, sepeda berkualitas, dan perlengkapan yang menyertainya. Anda juga bisa menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk berlatih, karena ini adalah kegiatan yang panjang. Anda harus realistis menyikapi ini. Coba lihat aspek lain dari kehidupan Anda, Anda mungkin mengambil terlalu banyak hal fokus pada sebuah olahraga (triathlon)," katanya tentang konsekuensi bila kecanduan olahraga.

3. Merasa bersalah jika melewatkan latihan

Lelaki dan perempuan menderita rasa bersalah yang ekstrem ketika tidak dapat berlatih, kata Petruzzelli. Mereka juga cenderung “menebus” sesi yang terlewat dengan melatih berlebihan dan membebani tubuhnya. Jika Anda menyalahkan diri sendiri atau sengaja menghindari acara sosial yang mungkin berbenturan dengan latihan Anda, saatnya untuk mengevaluasi kembali.

4. Hanya membuat diri terluka

Terlalu banyak latihan lantaran kecanduan olahraga akan membuat tubuh Anda sangat tegang, atau bahkan cedera serius.

"Jangan samakan dengan atlet, karena mereka memiliki treatment yang terus-menerus terjadi," kata Petruzzelli. Jujurlah dengan diri sendiri: Apakah Anda mengorbankan waktu yang diperlukan untuk pulih demi memajukan waktu pelatihan Anda? Jika setiap set latihan olahraga di outdoor ataupun gym kerap berbahaya dengan potensi cedera, maka mundurlah sebelum Anda melakukan beberapa kerusakan besar," pungkas Petruzzelli.

Itulah empat dampak psikologis yang bisa dialami bila kecanduan olahraga. (Suara.com/Ade Indra Kusuma)

Berita Terkait

Berita Terkini