Himedik.com - Didasarkan pada data organisasi kesehatan dunia atau WHO, ada sekitar 4500 orang meninggal akibat TB setiap harinya. Selain itu, Indonesia juga disebutkan merupakan negara ketiga di dunia dengan jumlah TB tertinggi atau berada di bawah India dan China.
Berdasarkan data TB Indonesia pada 2017, mortalitas akibat TB secara rata-rata adalah 40 per 100 ribu jiwa penduduk. Yang memprihatinkan, kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jakarta, Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K), kasus pasien tuberkulosis (TB) resisten obat atau TB RO semakin meningkat.
Baca Juga
Waduh, Ibu Hamil Ini Ngaku Ngidam Makan Kapur dan Aroma Pembersih WC
Ketahui Kelebihan Mengonsumsi Pil KB Dibanding Alat Kontrasepsi yang Lain
Threesome, Istri Sah Tusuk Alat Vital Selingkuhan Suami Setelah Bercinta
Dikunci dan Ditinggal Ibunya, Bocah Ini Kelaparan
Alami Down Syndrome, Bocah 2 Tahun Ditinggal Ayahnya Selama Setahun
Pengalaman Erlina yang berpraktik di RS Persahabatan, Jakarta Timur, menunjukkan semakin banyak pasien TB yang harus menjalani obat lini kedua.
"Obat lini satu nggak mempan jadi harus pakai obat lini kedua dan kasusnya ini makin meningkat," kata Erlina saat konferensi pers Hari Tuberkulosis Sedunia, di Rumah PDPI, Jakarta Timur, Senin, (25/3/2019) diberitakan Suara.com.
Ia melanjutkan, bila pada 2009 pasien TB masih sekitar 50 kasus, sekarang bisa mencapai 500 kasus TB RO pertahun.
"Dengan begitu upaya sembuh dan konsumsi obat harus lebih lama dan lebih banyak efek samping," terangnya tentang konsekuensi dan dampak yang dialami pasien TB resisten. (Suara.com/Risna Halidi)