Info

Waspada! Kesalahan Saat Sahur dan Berbuka Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan

Nyatanya, saat sahur tubuh kita membutuhkan nutrisi yang tepat dengan jumlah yang memadai.

Vika Widiastuti

Ilustrasi puasa. (pixabay/Free-Photos)
Ilustrasi puasa. (pixabay/Free-Photos)

Himedik.com - Tak lama lagi, umat muslim akan menyambut bulan Puasa 2019. Tak hanya beribadah, beberapa orang menggunakan bulan Puasa juga untuk lebih menjaga kesehatannya, seperti mengontrol gula darah, kadar kolesterol, dan menurunkan berat badan. 

Namun, perlu diperhatikan puasa bisa berdampak buruk terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh jika pola dan asupan makanan yang kurang tepat saat sahur dan berbuka puasa.

Sehingga, manfaat kesehatan yang seharusnya didapatkan saat berpuasa, malah memicu keluhan dan masalah kesehatan, seperti masalah pencernaan, konstipasi, sakit kepala, bahkan stres.

Dokter ahli gizi, dr. Jovita Amelia, MSc, Sp.GK, mengungkap, kebiasaan salah yang sering dilakukan masyarakat Indonesia yang dapat memicu keluhan seperti di atas antara lain adalah makan dengan porsi berlebih saat sahur agar merasa kenyang seharian, serta tidak memperhatikan komposisi dan nutrisi pada saat sahur dan berbuka, yang justru menjadi kunci ketahan tubuh selama berpuasa.

"Terkadang masyarakat juga percaya mitos bahwa makan banyak saat sahur dapat membuat kita kenyang sepanjang hari atau makan sedikit saat sahur dan berbuka akan membuat berat badan turun," ujar dia dalam acara 'Tepis Mitos Puasa Bersama Halodoc' di Jakarta, baru-baru ini diberitakan Suara.com.

Hal yang dihindari saat Sahur dan Berbuka Puasa ( Shutterstock )
Hal yang dihindari saat Sahur dan Berbuka Puasa ( Shutterstock )

Nyatanya, kata dia, saat sahur tubuh kita membutuhkan nutrisi yang tepat dengan jumlah yang memadai agar kuat berpuasa 12-13 jam serta tetap nyaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari, bukan hanya sekedar kenyang.

Terlebih, kata dr. Jovita, mengonsumsi makanan berlemak, manis, ataupun karbohidrat yang berlebihan, justru akan meningkatkan jumlah kalori dan berpotensi obesitas.

Meski berdasarkan kajian literatur puasa Ramadan dapat menurunkan berat badan dan persentase lemak tubuh serta meningkatkan HDL, namun penurunan berat badan hanya akan optimal jika selama puasa kita bisa mengatur jenis makanan yang dikonsumsi, baik ketika sahur atau berbuka.

"Karena yang sudah-sudah, puasa Ramadan justru malah meningkatkan berat badan, alasannya karena tidak ada perubahan gaya hidup khususnya bagaimana mengatur strategi untuk makan yang benar saat sahur dan berbuka," tutup dia. (Suara.com/Dinda Rachmawati)

Berita Terkait

Berita Terkini