Himedik.com - Ketika memiliki buah hati, banyak orang tua yang akan mulai mengubah gaya hidupnya. Dalam perihal merokok, sebuah penelitian baru menunjukkan, tak sedikit orang tua yang beralih ke rokok elektrik atau vape.
Diterbitkan dalam jurnal JAMA Pediatrics, 4,9 persen orang Amerika yang hidup dengan anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun menggunakan vape, dibandingkan dengan 4,2 persen orang dewasa yang hidup tanpa anak.
Baca Juga
Jangan Disepelekan, Bullying Buat Anak Rentan Depresi dan Kurang Tidur!
Rambut Berketombe Bikin Gerah dan Tak Nyaman Saat Puasa, Ketahui Pemicunya!
Pasien Diabetes Ingin Berbuka Puasa Minum Es, Ini Syaratnya!
Tak Banyak Diketahui, Anak Pangeran Harry Harus Dapat Asupan Nutrisi Ini!
Bumil Wajib Tahu! Ini Manfaat Makan Kacang di Trimester Pertama Kehamilan
Angka ini naik menjadi 5,6 persen untuk mereka yang hidup dengan anak yang menderita asma. Dampak asap rokok konvensional pada anak sudah diketahui, namun untuk vape masih perlu penelitian yang lebih banyak.
Meski begitu, anak-anak yang hidup dengan orang dewasa yang menggunakan vape dapat terpapar aerosol dalam uap, yang digambarkan oleh para peneliti sebagai campuran senyawa dengan konsekuensi kesehatan yang belum diketahui.
Ini mungkin termasuk formaldehida, logam berat, nikotin dan partikel ultrafine.
Penulis utama Jenny Carwile dari Maine Medical Center di Portland mengatakan, pengguna vape umumnya menganggap aerosol sebagai uap air yang tidak berbahaya.
Berbicara kepada The Independent seperti yang dilansir Suara.com, Carwile menambahkan bahwa mereka yang tidak menggunakan vape tetap dapat terpapar bahan kimia dari uap tersebut.
"Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan tentang dampak kesehatan dari paparan aerosol dari uap vape," tambahnya.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar orang tua tidak menggunakan vape di sekitar anak-anak, terutama di mobil dan rumah. Mereka menyarankan agar undang-undang bebas asap rokok diperluas untuk vape juga.
Surat itu datang setelah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Harvard menemukan bahwa beberapa kartrid vape dan cairan vape terkontaminasi oleh bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru dan asma. (Suara.com/Dinda Rachmawati)