Info

Agar Tak Merasa Lemas Saat Puasa, Coba Terapkan Tips dari Kemenkes InI!

Umat muslim harus memenuhi kebutuhan asupan dan cairan yang memadai selama puasa.

Vika Widiastuti

Ilustrasi buka puasa Ramadan. (Shutterstock)
Ilustrasi buka puasa Ramadan. (Shutterstock)

Himedik.com - Rasa lemas saat puasa sebenarnya bisa dipicu oleh mindset dari dalam diri sendiri. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI, drg. Kartini Rustandi, M.Kes.

Ketika tubuh menyetel anggapan bahwa puasa bikin lemas maka sepanjang hari pun kita akan merasa lemas. Sebaliknya jika tubuh menyetel bahwa puasa bukan halangan untuk menjalani aktivitas seperti biasa maka kita pun akan mampu menjalani rutinitas sehari-hari meski tanpa asupan makan dan minum.

"Tergantung dari kita. Tubuh akan bereaksi bahwa kita sehat. Begitu bilang saya lemas maka sel-sel juga akan ngikutin lemas. Coba deh tidur seharian pasti tubuh akan lemas seharian. Sebaliknya kalau mau sehat, habis mandi langsung beraktivitas seperti biasa tubuh juga semangat. Artinya mindset kita harus diatur," ujar drg Kartini Rustandi dalam temu media di Kemenkes, Jumat (10/5/2019) diberitakan Suara.com.

Ia mencontohkan puasa di Indonesia hanya memakan waktu 14 jam, sementara negara di belahan bumi lainnya seperti Inggris berpuasa hingga 19 jam. Namun warga muslim di Inggris tetap bisa berpuasa karena mindset yang dimilikinya.

"Jadi tergantung kita. Kalau kita lemas bawaan tubuh juga lemas. Yang mengatur pikiran kita. Itulah yang harus dibangun di diri kita. Kata-kata lemas dan tidak bisa harus dihapus. Saya sehat saya semangat harus diulang," imbuhnya.

Kemenkes sampaikan tips untuk cegah lemas saat puasa. (Suara,com/Firsta Nodia)
Kemenkes sampaikan tips untuk cegah lemas saat puasa. (Suara,com/Firsta Nodia)

Dalam kesempatan yang sama, ahli gizi Triyani Kresnawan, DCN, MKes, mengatakan bahwa agar tak lemas saat berpuasa maka umat muslim harus memenuhi kebutuhan asupan dan cairan yang memadai selama puasa.

Pertama kata dia, minum air yang cukup saat buka hingga dengan sahur. Rata-rata kata dia, kebutuhan cairan orang mencapai delapan gelas sehari.

"Minum air secara cukup saat buka sampai dengan sahur. Air ini bisa dari jus buah, kuah sayur, sup, kaldu, teh juga bisa," imbuhnya.

Kemudian Triyani juga mengimbau agar seseorang makan bertahap ketika berbuka puasa. Ia menganjurkan tidak langsung makan besar tapi dimulai dengan takjil yang mengandung sumber karbohidrat atau gula.

"Mengunyah makanan dengan tuntas sewajarnya 30 kali sebelum ditelan. Jangan terburu-buru. Gizi seimbang juga dianjurkan pada makan buka dan sahur. Idealnya separuh dari piring makan adalah sayur dan buah, baru seperempatnya karbohidrat dan sisanya lauk pauk," imbuh dia.

Selama berpuasa, kata Triyani sebenarnya tubuh memiliki cadangan makanan yaitu glikogen yang bisa digunakan sebagai sumber energi. Ketika glikogen menipis, tubuh juga masih memiliki cadangan berupa lemak. Sehingga sebenarnya, asal memenuhi asupan yang seimbang saat buka dan sahur, seseorang tak akan merasa lemas ketika berpuasa. (Suara.com/Firsta Nodia)

Berita Terkait

Berita Terkini