Info

Waspada! Sering Stres di Usia Dini Bisa Tingkatkan Risiko Depresi

Salah satu fitur utama dari depresi adalah hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan.

Vika Widiastuti

Ilustrasi wanita depresi - (Pixabay/JerzyGorecki)
Ilustrasi wanita depresi - (Pixabay/JerzyGorecki)

Himedik.com - Kamu baiknya waspada, sebuah penelitian mengungkapkan, orang yang mengalami stres di usia dini berisiko mengembangkan pemikiran negatif hingga mengalami gangguan depresi mayor (major depressive disorder).

"Studi ini mendukung kumpulan literatur yang lebih luas yang menunjukkan bahwa depresi dapat berkembang dari interaksi yang menarik namun kompleks antara proses biologis dan psikologis," kata pemimpin penelitian Emma Robinson, Profesor di University of Bristol, Inggris.

"Ketika kita memahami hal ini dengan lebih baik, kita berharap bahwa pengetahuan yang kita hasilkan (lewat penelitian) dapat berguna untuk merawat kondisi tersebut lebih baik, saat ini dan di masa depan," kata Robinson.

Menggunakan model tikus yang memiliki kesulitan di awal kehidupannya, penelitian ini menunjukkan bahwa hal tersebut lebih sensitif terhadap bias negatif dalam kognisi mereka, ketika diobati dengan hormon stres, kortikosteron.

Diterbitkan dalam jurnal Neuropsychopharmacology, penelitian menunjukkan bahwa dosis kortikosteron tidak berpengaruh pada tikus normal tetapi menyebabkan bias negatif pada hewan yang menghadapi kesulitan pada masa awal kehidupannya.

Ilustrasi perempuan stres atau depresi. (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan stres atau depresi. (Shutterstock)

Studi ini juga menemukan bahwa tikus-tikus yang mengalami kesulitan di awal kehidupannya, lebih kecil kemungkinannya mengantisipasi kejadian-kejadian positif dan gagal mempelajari dengan benar tentang hal menyenangkan.

Gangguan dalam kognisi yang berhubungan dengan kesenangan ini sangat menarik, karena salah satu fitur utama dari depresi adalah hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan.

Para peneliti menyarankan bahwa efek neuropsikologis ini mungkin menjelaskan mengapa kesulitan kehidupan sejak dini, dapat membuat orang lebih mungkin untuk mengalami depresi. (Suara.com/Dinda Rachmawati)

Berita Terkait

Berita Terkini