Himedik.com - Apakah Anda kerap tidur setelah makan? Sebaiknya jangan dulu, para pakar merekomendasikan untuk menunggu 2-3 jam pergi tidur setelah makan.
Hal ini berkaitan dengan proses pencernaan dan isi perut berpindah ke usus kecil Anda. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari masalah perut seperti GERD.
Baca Juga
Suka Marah-Marah Tanda Hipertensi, Mitos Atau Fakta?
Catat! Ini Makanan untuk Turunkan Risiko Kematian Pasien Kanker Payudara
Alami Skizofrenia, Pria Ini Telan 116 Paku, Begini Kondisinya!
Bayi yang Lahir dengan Berat Badan Rendah Berisiko Alami Kondisi Ini
Derita Sindrom Langka, Remaja Ini Tak Bisa Makan Selama Berbulan-bulan
Melansir verywellhealth, berbaring dapat menyebabkan isi lambung naik ke kerongkongan yang menyebabkan GERD.
GERD atau Gastroesophageal reflux disease merupakan gangguan pencernaan yang memengaruhi sfingter esofagus bagian bawah (LES), yakni cincin otot antara kerongkongan dan lambung.
Gangguan pencernaan ini membuat isi lambung naik kembali ke kerongkongan.
Dalam pencernaan normal, sfingter esofagus bagian bawah (LES) terbuka untuk memungkinkan makanan masuk ke perut dan menutup untuk mencegah makanan dan cairan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Tetapi saat mengalami GERD, sfingter esofagus bagian bawah dalam keadaan lemah sehingga memungkinkan isi lambung mengalir ke kerongkongan.
Selain GERD, ada beberapa dampak kesehatan lain apabila Anda segera tidur setelah makan, seperti yang dilansir dari Livestrong.
1. Mulas
Berbaring telentang segera setelah makan besar mungkin terasa nyaman pada awalnya. Namun saat tubuh Anda beristirahat, sistem pencernaan jadi bekerja keras.
Mulas disebabkan oleh kelebihan asam lambung sehingga menghasilkan sensasi terbakar yang menyebar dari perut ke dada dan kadang-kadang naik ke tenggorokan Anda. Ini bisa juga disertai dengan sendawa dan membuat Anda sulit untuk tidur nyenyak.
2. Stroke
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Ioannina di Yunani, tidur setelah makan meningkatkan risiko terserang stroke.
Ada teori berbeda tentang alasan ini. Para peneliti memasukkan gagasan bahwa refluks asam lebih mungkin menyebabkan sleep apnea yang berkaitan dengan stroke.
Teori lainnya berkaitan dengan tindakan pencernaan dan pengaruhnya terhadap tekanan darah. Kadar gula darah dan jumlah kolesterol dapat memengaruhi kemungkinan Anda terkena stroke.