Info

Kecanduan Hal Ini Dinilai Lebih Berbahaya daripada Alkohol atau Narkoba

Hati-hati jika Anda kecanduan media sosial, menurut pakar kecanduan media sosial lebih berbahaya dari pada alkohol maupun narkoba dan sulit disembuhkan

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Ilustrasi minum alkohol (Pixabay/jarmoluk)
Ilustrasi minum alkohol (Pixabay/jarmoluk)

Himedik.com - Sering merasa gelisah ketika sama sekali tidak bisa memeriksa media sosial sehari saja? Atau terlalu sering memeriksa notifikasi pada layar ponsel?

Jika Anda merasakannya, kemungkinan Anda sudah kecanduan media sosial.

Menurut Pangeran Harry, media sosial itu lebih bisa membuat ketergantungan daripada narkoba maupun alkohol. Ia juga mengaku sudah melihat dampaknya terhadap anak-anak dan anak muda.

Inilah yang membuat kurangnya hubungan manusia yang mengarah pada bullying, anak-anak yang rusak dan orang tua yang merasa kurang berdaya untuk membantu anak mereka, kata Duke of Sussex ini.

"Tumbuh di dunia (seperti) sekarang ini, media sosial lebih adiktif daripada narkoba dan alkohol," tuturnya dalam kunjungannya ke YMCA di South Ealing, London Barat pada 9 April 2019 lalu.

"Namun itu lebih berbahaya karena dinormalisasi dan tidak ada batasan untuk itu. Kita dalam masa yang mengubah pikiran," sambungnya, dilansir dari Telegraph UK.

Hati-hati, sering mengakses media sosial (medsos) bisa bikin penggunanya, terutama perempuan depresi. (Shutterstock)
Hati-hati, sering mengakses media sosial (medsos) bisa bikin kecanduan (Shutterstock)

Tapi, kecanduan media sosial tidak diakui sebagai kelainan resmi seperti di dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh American sychiatric Association (APA). Buku ini berisikan kriteria standar untuk klasifikasi gangguan mental.

Sedangkan dampak psikologis yang disebabkan oleh media sosial bisa lebih sulit diobati daripada kecanduan yang diakui lainnya, kata Nathan Driskell, seorang terapis di Houston, Texas, AS.

"Ini lebih buruk daripada penyalahgunaan alkohol atau narkoba karena jauh lebih menarik dan tidak ada stigma di baliknya," katanya, yang dilansir dari BBC.

Dalam beberapa tahun terakhir pada 2017, jumlah pasien yang mengakui dirinya 'kecanduan media sosial' dan mencari bantuan Nathan Driskell naik menjadi 20%.

Menariknya, klien dengan kecanduan game komputer justru menurun dibandingkan pengguna media sosial berlebihan.

Untuk mengurangi penggunaannya, Pangeran Harry memberikan saran, yaitu untuk tetap berhubungan dengan orang lain di luar penggunaan smartphone.

"Mereka dapat terhubung seperti yang mereka inginkan (saat menggunakan media sosial), tetapi mereka harus memiliki koneksi dengan manusia juga."

"Tanpa koneksi manusia itu, ketika kamu memiliki masalah, kamu tidak punya tempat untuk pergi dan satu-satunya tempat yang kamu tuju adalah online, dan kamu mungkin akan berakhir diintimidasi," tandas sang Duke.

Berita Terkait

Berita Terkini