Info

Kisah Pilu Anak 2 Tahun Meninggal di Pelukan Ibunya karena Demensia Dini

Sang ibu menceritakan momen pilu tersebut.

Vika Widiastuti

Ilustrasi ranjang rumah sakit - (Unsplash/@daanstevens)
Ilustrasi ranjang rumah sakit - (Unsplash/@daanstevens)

Himedik.com - Sebuah momen pilu saat seorang anak berusia 2 tahun meninggal di pelukan ibunya setelah berjuang melawan penyakitnya, demensia dini

Mirryn Cunningham, nama anak tersebut, ia tidak bisa duduk atau berdiri setelah menderita penyakit Batten, kelainan kromosom yang menyebabkan kerusakan otak parah.

Sang ibu Vicky dari Uphall, West Lothian, Scotlandia menceritakan momen pilu saat putrinya meninggal di pelukannya.

"Dia mendapatkan cerita favoritnya dan dia sedang dipeluk. Dia hanya menyenderkan kepalanya dan mengembuskan napas terakhirnya," katanya kepada BBC dilansir dari Mirror.

Mirryn meninggal pada hari Minggu di Children's Hospice Association Scotland (CHAS) di Kinross. Di rumah sakit itu pula, ia menghabiskan delapan minggu terakhir hidupnya.

Sang ibu mengenang kembali minggu-minggu terakhir bersama anaknya, saat ia membawanya ke Deep Sea World dan mengadakan pesta menginap dan minum teh.

Mirryn menderita CLN1 Battens sehingga membutuhkan perawatan penuh. Penyakit tersebut telah memengaruhi sistem sarafnya dan menyebabkan masalah buruk dalam penglihatan, gerakan, serta kemampuan berpikirnya.

Ilustrasi anak balita minum dari botol. [Shutterstock]
Ilustrasi anak balita minum dari botol. [Shutterstock]

Vicky mengungkapkan, putrinya lahir saat kehamilannya berusia 31 minggu lebih dua hari. Ia tumbuh sehat hingga berusia 10 bulan.

Namun, saat putrinya tak bisa mencengkeram apapun, Vicky menyadari ada yang salah dan membawanya mengunjungi dokter.

Mirryn lantas dirujuk ke rumah sakit dan pemeriksaan MRI pada Januari 2019 mengungkapkan ternyata ia menderita penyakit CLN1 Batten, atau demensia dini.

Bayi yang lahir dengan kondisi ini awalnya berkembang secara normal pada beberapa bulan pertama kehidupannya. Namun menjelang akhir tahun pertama, kemajuan perkembangannya mulai melambat.

Bayi ini juga kemungkinan akan mengalami kesulitan tidur malam dan gelisah di pagi hari.

Gejala awal penyakit ini meliputi masalah penglihatan, kejang, perubahan perilaku, seperti lambat belajar atau regresi, dan mengucapkan hal berulang-ulang.

Berita Terkait

Berita Terkini