Himedik.com - Banyak kegiatan yang bisa mencegah seseorang dari stres atau depresi, salah satunya berkebun. Bukan hanya karena seringnya melihat tanaman hijau, namun karena bakteri yang dikandung oleh tanah.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neuroscience menyatakan, jenis bakteri ramah yang terdapat di tanah dapat memengaruhi otak dengan cara yang mirip dengan obat antidepresan.
Baca Juga
Cek! Begini Karakter Anak yang Lahir di Tahun Babi Tanah 2019
Tahun Babi Tanah 2019, Cek Prediksi Kesehatanmu berdasarkan Shio
Tak Peduli Umur, Pria Paruh Baya Lakukan Masturbasi di Kereta Bawah Tanah
Benarkah Makan Tanah Liat Jadi Solusi Turunkan Berat Badan?
Semarakkan Hari Perkebunan Nasional ke-61 dengan Berkebun, Yuk!
Temuan ini dilakukan oleh para peneliti yang berasal dari Universitas Bristol dan Universitas College London menggunakan tikus laboratorium.
Mereka menyatakan, bakteri 'ramah' yang biasa ditemukan dalam tanah mengaktifkan sel-sel otak untuk menghasilkan serotonin kimia di otak.
Peneliti menjelaskan, mengapa ketidakseimbangan sistem kekebalan tubuh bisa membuat beberapa orang rentan terhadap gangguan mood seperti depresi.
"Studi-studi ini membantu kami memahami bagaimana tubuh berkomunikasi dengan otak dan mengapa sistem kekebalan yang sehat penting untuk menjaga kesehatan mental," ujar penulis utama, Dr. Chris Lowry dari Bristol University.
Dr Lowry dan rekannya menjadi tertarik ketika mereka mendengar bahwa pasien kanker yang diobati dengan bakteri Mycobacterium vaccae (bakteri di tanah) melaporkan peningkatan kualitas hidup mereka.
Mereka berspekulasi ini bisa jadi karena bakteri mengaktifkan sel-sel otak untuk melepaskan lebih banyak serotonin.
Melansir Medical News Today, jika tingkat serotonin rendah berisiko alami sejumlah gangguan, seperti agresi, kecemasan , depresi, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan bipolar, iritasi usus dan fibromyalgia.
Bakteri di tanah dalam penelitian ini tampaknya memiliki efek antidepresan dengan cara meningkatkan pelepasan serotonin.