Info

Studi Ungkap Cuaca Panas Tingkatkan Risiko Bunuh Diri, Ini Alasannya!

Peneliti mengatakan bunuh diri memuncak selama bulan-bulan yang 'panas'.

Vika Widiastuti

Ilustrasi depresi - (Pixabay/geralt)
Ilustrasi depresi - (Pixabay/geralt)

Himedik.com - Cuaca ternyata memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental. Bahkan cuaca panas disebut bisa meningkatkan risiko bunuh diri dan penggunaan bahasa depresi media sosial. Hal ini diketahui berdasarkan analisis terhadap lebih dari setengah tweet. 

Dilansir dari thehealthsite, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change menjelaskan bahwa perubahan iklim bisa sama menghancurkannya dengan pengaruh resesi ekonomi atau kelesuan dalam kegiatan dagang hingga meningkatkan risiko bunuh diri.

Temuan menunjukkan bahwa kenaikan suhu hingga tahun 2050 diproyeksikan bisa menyebabkan 21.000 kasus bunuh diri di Amerika Serikat dan Meksiko. "Yang lebih mengejutkan lagi Efek ini sedikit berbeda berdasarkan seberapa kaya populasi atau jika mereka menggunakan penghangat ruangan," ujar ketua peneliti Marshall Burke, Asisten Profesor di Universitas Stanford.

Para peneliti pun mengakui bahwa selama berabad-abad, bunuh diri cenderung memuncak selama bulan-bulan yang panas. Namun banyak faktor di luar suhu yang juga musiman berpengaruh terhadap angka bunuh diri, seperti tingkat pengangguran atau jumlah siang hari. 

Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap risiko bunuh diri, peneliti membandingkan suhu secara historis dengan data bunuh diri di ribuan negara bagian Amerika Serikat dan Meksiko selama beberapa dekade.

Ilustrasi cuaca panas, panas terik, dehidrasi, pusing. (Shutterstock)
Ilustrasi cuaca panas, panas terik, dehidrasi, pusing. (Shutterstock)

Tim peneliti juga menganalisis penggunaan bahasa lebih dari setengah miliar unggahan di Twitter untuk mengetahui apakah suhu panas memengaruhi kesejahteraan mental.

Dalam studi ini, mereka menganalisis apakah tweet mengandung bahasa, seperti "kesepian", "terperangkap", atau "bunuh diri" lebih sering selama cuaca panas.

Selain itu, untuk memahami bagaimana perubahan iklim di masa depan bisa memengaruhi tingkat bunuh diri, tim menggunakan proyeksi dari model iklim global.

Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)

Disebutkan bahwa, kenaikan suhu pada 2050 bisa meningkatkan tingkat bunuh diri sebesar 1,4 persen di Amerika Serikat dan 2,3 persen di Meksiko.

"Suhu yang panas tentu bukan satu-satunya yang menyebabkan, atau yang paling penting adalah faktor risiko untuk bunuh diri," Buke menekankan.

Menurutnya, temuan ini bisa menunjukkan bagaimana panas dapat memberikan dampak terhadap risiko bunuh diri. Sehingga penting untuk memiliki pemahaman terhadap kesehatan mental dan risiko dari peningkatan suhu.

Berita Terkait

Berita Terkini