Info

Tak Hanya Bantu Membentuk Otot, Latihan Beban Juga Bermanfaat untuk Otak!

Begini penelitan dari University of Missouri.

Vika Widiastuti

Ilustrasi olahraga, angkat beban. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)
Ilustrasi olahraga, angkat beban. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)

Himedik.com - Latihan beban memang menjadi pilihan bagi yang ingin membentuk otot. Namun di samping itu, olahraga ini ternyata juga bermanfaat untuk otak lho. Hal ini dibuktikan dalam studi yang dilakukan para peneliti di Departemen Ilmu Biomedis University of Missouri.

Penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Applied Physiology pada bulan Juli ini menyoroti fungsi otak pada tikus yang menjadi sasaran latihan beban selama enam minggu.

Hewan pengerat tersebut dilaporkan telah memanjat tangga setinggi tiga kaki dengan pelet yang melekat di tubuhnya. Hewan-hewan tersebut lantas diberi Froot Loops, semacam sereal karena telah menyelesaikan tantangan.

Massa otot tikus-tikus tersebut dilaporkan berangsur-angsur meningkat sehingga menunjukkan bahwa latihan beban telah berhasil, dilaporkan The New York Times dilansir dari medical daily.

Menurut kandidat PhD di University of Missouri, Columbia, Taylor Kelty, ia bersama dengan rekan-rekannya sebelumnya telah menyuntikkan tikus-tikus tersebut dengan zat intraventricular lipopolysaccharide (LPS) yang merangsang peradangan dan memicu gangguan kognitif ringan, mirip dengan demensia awal. Setengah dari kelompok tersebut lantas dibuat melakukan latihan beban.

Lelaki melakukan angkat beban. [Shutterstock]
Lelaki melakukan angkat beban. [Shutterstock]

Setelah lima minggu, ketiga kelompok tikus dalam bercobaan diletakkan dalam labirin yang diterangi dan ruangan gelap menjadi tujuan akhir mereka. Hal ini karena tikus lebih tertarik dengan tempat-tempat yang gelap.

Tiga kelompok tikus itu memiliki pencapaian yang berbeda. Kelompok pertama yang tidak diberi zat yang menyebabkan demensia, bekerja paling efisian dalam menemukan ruangan. Kelompok kedua (yang melakukan latihan beban) meskipun mengalami penurunan kognitif bisa bekerja dengan kecepatan dan akurasi yang lebih baik.

Sementara, kelompok terakhir benar-benar memiliki kinerja buruk dan tertinggal dengan yang lain.

Para ilmuan mempelajari bagaimana tikus yang melakukan latihan beban bisa menemukan ruang. Hal ini karena otak tikus-tikus ini sedang mengubah diri mereka dan memperluas neuro-plastisitas berdasarkan pada penanda genetik dan protein.

Berita Terkait

Berita Terkini