Info

Bisakah Sakit Kepala Sembuh dengan Minum Air?

Anda juga perlu mengetahui jenis sakit kepala yang terjadi!

Vika Widiastuti

Ilustrasi sakit kepala. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)
Ilustrasi sakit kepala. (Arkadia Digital Media/Ema Rohimah)

Himedik.com - Saat menderita sakit kepala, beberapa orang pilih memilih obat penghilang rasa sakit, ada pula yang pilih beristirahat sejenak. 

Sebaliknya, untuk memberikan penanganan tepat tarhadap rasa sakit kepala, Anda bisa mencari tahu terlebih dahulu alasan yang mendasari sakit kepala, baik emosional dan fisiologis.

Namun, langkah kecil bisa dilakukan, yaitu tetap membuat tubuh terhidrasi dan tidak kekurangan cairan. Hal ini penting untuk dilakukan, sama pentingnya dalam mengetahui jenis sakit kepala.

Sakit kepala terbagi dalam beberapa, seperti sakit kepala cluster, migrain, sakit kepala hormonal, dan sakit kepala sinus. Meskipun gejalanya bervariasi, semuanya bisa ditangani dengan minum air dan mempertahankan tingkat hidrasi yang sehat. Asupan air yang dibutuhkan per hari adalah sekitar 3,7 liter untuk pria dan 2,7 liter untuk wanita.

Selain itu, dilansir dari medicaldaily, terlepas dari klasifikasi sakit kepala di atas, ada sakit kepala yang disebabkan oleh dehidrasi, biasanya dirasakan di seluruh kepala, bagian depan atau belakang. Tetapi, tidak ada prediksi dan generalisasi bagian kepala mana yang paling berpengaruh.

Ilustrasi sakit kepala lama menatap komputer. (Shutterstock)
Ilustrasi sakit kepala. (Shutterstock)

Sakit kepala akibat dehidrasi biasanya dialami bersamaan dengan gejala umum dehidrasi, seperti jarang buang air kecil, pusing, kebingungan, diare, muntah, kelelahan, haus yang ekstrem, kurang berkeringat, tekanan darah rendah dan peningkatan denyut jantung.

Gejala ekstrem lainnya seperti demam, delirium (gangguan berupa penurunan kemampuan memusatkan perhatian dan menjadi linglung, -red), tidak sadar, mata cekung.

Belum ada istilah medis untuk apa yang menyebabkan sakit kepala yang disebabkan oleh tidak minum cukup air ini. Namun, sakit kepala pasca-dialisis dan pesta minuman keras adalah alasan yang diterima secara luas. Di sisi lain, sakit kepala yang disebabkan kurang minum air, tidak diakui secara medis.

Padahal sebuah studi yang dipimpin oleh Dr Joseph Noman Blau di The National Hospital for Neurology and Neurosurgery, London dan diterbitkan pada 2004 pada jurnal medis, Headache, mengungkapkan bahwa 1 dari 10 orang yang diinterogasi mengalami sakit kepala setelah tak mengonsumsi air dalam jangka waktu tertentu.

Namun, mereka pun percaya bahwa sakit kepala adalah akibat dari faktor lain. Oleh karena itu, sakit kepala dehidrasi tidak dapat disebut sakit kepala primer karena rasa sakitnya sering disertai irirabilitas dan kurangnya fokus.

Dalam penelitian itu disimpulkan bahwa sakit kepala akibat kurangnya minum air sering terjadi, diakui publik, tetapi tidak dijelaskan dalam literatur medis. Di sini kita menggambarkan sebagai sakit kepala primer, mengendalikan bahwa rasa sakit timbul dari meninges; bahwa otak juga terlibat diindikasikan oleh gangguan konsentrasi dan lekas marah, meskipun tidak dipelajari secara terperinci dalam survei pendahuluan ini.

Bisakah Sakit Kepala Sembuh dengan Minum Air? - 2
Ilustrasi minum air perlahan. (Shutterstock)

Lalu bagaimana cara mengobati sakit kepala akibat dehidrasi?

Sakit kepala ini biasanya terjadi pada orang-orang yang tinggal di dataran tinggi atau iklim panas, terutama orang tua, bayi, dan anak-anak. Hal ini juga memengaruhi orang dengan penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit ginjal. Ini juga memengaruhi atlet, yang banyak berkeringat dan orang yang minum obat untuk merangsang buang air kecil.

Untuk mengatasi sakit kepala ini, minumlah dengan lambat dan teratur, jangan langsung minum banyak air sekaligus karena bisa menyebabkan muntah. Hanya satu atau dua gelas bisa membantu dalam tiga jam setelah meminumnya.

Isi kembali tubuh dengan elektrolit karena keseimbangan akan terganggu oleh dehidrasi. Mengonsumsi minuman olahraga dengan gula rendah dapat membantu memasok kembali tubuh dengan elektrolit yang hilang selama dehidrasi.

Berita Terkait

Berita Terkini