Info

Kuatkan Pelayanan pada Masyarakat, RSUP Dr Sardjito Terapkan Spirit Jawa

"Spirit Jawa dapat memperkuat rumah sakit dalam hal pelayanan," kata Direktur RSUP dr Sardjito.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Direktur RSUP Dr Sardjito membuka acara seminar (Himedik.com/Rosiana)
Direktur RSUP Dr Sardjito membuka acara seminar (Himedik.com/Rosiana)

Himedik.com - RSUP dr Sardjito menyelenggarakan seminar kesehatan bertema 'Spiritual Jawa dalam Menjaga Kesehatan Menuju Rumah Sakit Berbudaya pada Senin (28/10/2019) di Gedung Diklat RSUP dr Sardjito, Yogyakarta.

Seminar serta pameran keris khas nusantara ini digelar dalam  rangka memperingati Hari  Kesehatan Nasional dan Sumpah Pemuda.

Tidak hanya seminar kesehatan semata, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan adanya pameran keris yang berjumlah 150 serta peragaan batik nusantara.

Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mewujudkan rumah sakit berbudaya yang sekaligus melestarikan budaya nusantara.

"Dengan mempelajari keris dan lika-liku (keris) akan menjadi spirit baru bagi RSUP dr Sardjito untuk mengambil hikmat dan falsafah keris," tutur ketua panitia acara sekaligus kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP dr Sardjito, Banu Hermawan.

Direktur RSUP dr Sardjito, Dr dr Darwito, Sp.B(K)Onk, mengatakan, sangat penting bagi sebuah rumah sakit mengaplikasikan bentuk kearifan lokal dalam hal pelayanan terhadap pasien.

Direktur RSUP dr Sardjito, dr Darwito, melihat keris saat seminar kesehatan (Suara.com/Rosiana)
Direktur RSUP dr Sardjito, dr Darwito, melihat keris saat seminar kesehatan (Suara.com/Rosiana)

Menurutnya, spirit Jawa sebenarnya dapat memperkuat sebuah rumah sakit dalam melayani masyarakat.

"Spirit, dari spirit Jawa, misalnya, mesti andhap asor atau sopan santun itu sebenarnya budaya, spirit jawa yang seperti itu yang memperkuat rumah sakit dalam hal melayani masyarakat," kata dr Darwito kepada Suara.com.

Ia menambahkan, apabila spirit Jawa seperti sopan santun, ramah, dan perhatian, diterapkan oleh rumah sakit tentu akan membuat masyarakat atau pasien senang.

"Budaya Jawa itu luwes tapi tidak hanyut. Kenapa rumah sakit membawa tema ini, karena kita ingin mencontoh budaya orang Jawa yang ramah, sopan, luwes... Itulah yang dibutuhkan masyarakat," sambungnya.

Sedangkan hubungannya dengan keris, menurutnya, 'benda pusaka' ini memiliki filosofi dan seni yang baik jika diterapkan dalam kehidupan.

"Dengan mempelajarinya, bagi karyawan diharapkan menjadi sebuah spirit baru dan hikmah dari falsafah keris yang ada," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini