Info

Tidur dengan Kasur Terpisah dengan Pasangan Justru Baik untuk Kesehatan Lho

Penelitian menemukan tidur terpisah dengan pasangan justru membawa beberapa manfaat.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Tempat tidur terpisah (Pixabay/FranckinJapan)
Tempat tidur terpisah (Pixabay/FranckinJapan)

Himedik.com - Pasangan yang tidur di ranjang terpisah seringkali disangka sedang bertengkar. Padahal tidur dengan kasur terpisah dengan pasangan justru baik untuk kesehatan dan hubungan mereka.

Sebuah penelitian menemukan tidur terpisah justru merupakan kunci kesehatan yang lebih baik dan hubungan lebih bahagia.

Penelitian ini telah dibuktikan melalui survei terhadap satu dari enam pasangan yang memilih tidur dengan kasur terpisah. Bukan karena berselisih, hal itu dilakukan mereka demi mendapatkan tidur malam yang nyenyak.

Karena, tidur dengan orang yang mendengkur, gelisah atau merangkak masuk di tengah malam ketika yang satu sudah tidur nyenyak bisa mengganggu kenyamanan pasangan. Selain itu, kondisi ini juga meningkatkan emosional pasangan.

Dr. Neil Stanley, advokat terkemuka dunia pun turut melakukan penelitian ini selama 35 tahun. Selama waktu itu, Neil Stanley juga tidur terpisah kasur dan ruangan dengan pasangannya.

Ilustrasi pasangan tidur seranjang (shutterstock)
Ilustrasi pasangan tidur seranjang (shutterstock)

Setelah itu, ia menemukan bahwa sepertiga dari gangguan tidur yang dialami orang-orang bisa disebabkan oleh pasangannya. Karena itu, ia menilai tidur satu ranjang dengan pasangan berdampak pada masalah kesehatan hingga keharmonisan hubungan.

Sebuah analisis tahun 2016 oleh Paracelsus Medical University di Jerman menunjukkan bahwa masalah tidur dan hubungan cenderung terjadi bersamaan.

Penelitian juga menunjukkan mereka yang kurang tidur memiliki tingkat perceraian yang lebih tinggi. Jika seseorang tidur tak nyenyak membuat mereka kurang empati dan lebih suka berdebat.

"Tidur yang buruk memengaruhi kinerja, hubungan, meningkatkan risiko kecelakaan. Dalam jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan berat badan, diabetes tipe 2 dan depresi," ujar Stanley dikutip dari Daily Mail.

Hal ini terjadi karena setiap sel dalam tubuh memiliki waktu sendiri. Sehingga gangguan yang berkepanjangan terhadap ritme karena kurang tidur memiliki efek ketukan pada setiap sel.

Ilustrasi pasangan di kamar tidur. (Shutterstock)
Ilustrasi pasangan di kamar tidur. (Shutterstock)

"Tidur sangat penting dan tidak ada alasan untuk kompromi demi membangun hubungan sosial yang tidak ilmiah antara tidur bersama," ujarnya.

Selain itu, Stanley juga berpendapat bahwa hubungan seks cenderung lebih disengaja ketika pasangan tidur seranjang. Sehingga hubungan seks bisa terjadi karena mereka sedang berduaan.

"Hubungan seks dengan pasangan yang tidur seranjang itu bisa terjadi karena Anda dan pasangan sedang berduaan. Namun, belum tentu sesuai waktu terbaik secara emosional atau fisiologis untuk berhubungan seks," jelasnya.

Profesor Hilary Hinds, seorang peneliti di Lancaster University juga berpendapat bahwa penularan penyakit bisa disebabkan oleh udara yang kotor. Jadi, ada kemungkinan menghirup udara dari napas yang dihempaskan oleh pasangan sekamarmu bisa menempatkan Anda pada risiko kesehatan tertentu.

"Kondisi ini mungkin bisa jadi masalah lebih jauh jika pasangan mendengkur atau memiliki napas yang kurang segar," ujarnya.

Berita Terkait

Berita Terkini