Info

Banjir Melanda Jakarta, Waspadai 4 Jenis Penyakit Kulit Ini

Korban banjir disarankan waspada untuk beberapa jenis penyakit kulit.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Shevinna Putti Anggraeni

Banjir di Jakarta (Suara.com/Fakhri Fuadi)
Banjir di Jakarta (Suara.com/Fakhri Fuadi)

Himedik.com - Awal tahun 2020, bencana banjir melanda wilayah Jabodetabek dan sekitarnya setelah hujan selama 2 hari. Masyarakat tentu perlu mewaspadai ancaman penyakit kulit akibat banjir.

Air kotor saat banjir tentu bisa menyebarkan penyakit menular, seperti diare, demam berdarah hingga infeksi saluran pernapasan.

Selain itu, banjir juga dapat menyebabkan masalah kesehatan kulit. Hal ini seharusnya perlu diwaspadai masyarakat agar selalu menggunakan pakaian tertutup selama banjir.

Melansir medicalxpress.com, bencana banjir dapat meningkatkan risiko infeksi kulit pada orang yang terdampak. Dokter Justin Bandino, asisten profesor dermatologi di Pusat Medis Militer San Antonio di Texas pun mengungkapkan orang-orang yang terdampak banjir berisiko mengalami berbagai masalah kulit.

Adapun sejumlah masalah kulit ini termasuk infeksi luka, dermatitis kontak dan penyakit kulit lainnya. Setelah banjir besar, infeksi kulit pun mungkin saja terjadi ketika luka pada kulit terkena air banjir yang terkontaminasi limbah, bahan kimia, dan polutan lainnya.

"Dalam kasus saat pasien malnutrisi tidak memiliki akses makanan dan air bersih, luka kecil yang terpapar organisme menular bisa mengakibatkan infeksi yang berpotensi bahaya," jelasnya.

Ilustrasi masalah kulit saat puasa. (Shutterstock)
Ilustrasi masalah kulit. (Shutterstock)

Masalah kulit akibat bencana banjir yang pelu Anda pahami, antara lain:

1. Penyakit menular

Infeksi kulit akibat bakteri dan jamur bisa terjadi ketika bencana banjir. Risiko infeksi ini meningkat dengan cedera traumatis pada kulit dan orang-orang dengan kondisi tertentu, seperti diabetes dan insufisiensi vena kronis.

2. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak terjadi saat kulit bersentuhan dengan bahan kimia yang menyebabkan reaksi, biasanya berupa kemerahan, bengkak atau gatal. Perlu diketahui, air banjir seringkali mengandung bahan kimia dari industri atau rumah tangga, termasuk pestisida, pemutih dan deterjen.

3. Cedera traumatis

Air banjir yang biasanya keruh karena bercampur dengan tahan dan kotoran membuat seseorang tak bisa melihat jelas ketika berjalan. Kondisi ini meningkatkan risiko cedera traumatis, seperti tergores benda tajam, batu, parit, digigit hewan hingga tersengat listrik.

4. Manifestasi lainnya

Stres psikologis akibat banjir juga dapat menyebabkan penyakit kulit primer psiko-emosional yang buruk. Kondisi ini juga bisa memperburuk penyakit kulit lain yang sudah ada, seperti dermatitis atopik, alopecia areata dan psoriasis.

Berita Terkait

Berita Terkini