Info

Lucinta Luna Depresi Dibui, Benarkah Efek Tak Konsumsi Obat Penenang Lagi?

Kuasa hukum Lucinta Luna mengatakan kliennya depresi hingga kaki bengkak karena tidak mengonsumsi obat penenang.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Lucinta Luna tertangkap mengonsumsi narkoba (Suara.com)
Lucinta Luna tertangkap mengonsumsi narkoba (Suara.com)

Himedik.com - Sejak tertangkap kasus narkoba, kuasa hukum Lucinta Luna mengatakan kondisi psikis kliennya cukup memprihatinkan. Muhammad Milano, kuasa hukum Lucinta Luna pun mengaitkan kondisi psikis kliennya dengan obat penenang golongan psikotropika tersebut.

Milano mengatakan kondisi psikis Lucinta Luna memang sudah tidak baik sejak 6 bulan terakhir. Kini, kondisi psikisnya pun cukup memprihatinkan jika tidak mengonsumsi obat penanang.

"Saat ini dia (Lucinta Luna) depresi. Begini dia depresi harus makan obat, cuma belum dibawa ke dokter. Kami sudah suruh mohon untuk segera ditangani," kata Muhammad Milano, saat menggelar jumpa pers, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2020).

Bahkan Lucinta Luna mengalami bengkak-bengkak di bagian telapak kaki kanan dan paha kirinya karena depresi setelah ditahan selama 3 hari.

"Iya depresi. Kalau depresi dia sakit sama aja kayak kita alergi. Kalau kambuh muncul (sakit bengkak-bengkak di tubuhnya)," jelas Milano.

Tersangka kasus narkoba Lucinta Luna berbicara kepada media saat menjalani pemeriksaan lanjutan kasus narkoba di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (13/2). [Suara.com/Ismail]
Tersangka kasus narkoba Lucinta Luna berbicara kepada media saat menjalani pemeriksaan lanjutan kasus narkoba di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (13/2). [Suara.com/Ismail]

Seperti yang Anda ketahui sebelumnya, Lucinta Luna tertangkap mengonsumsi obat penenang yang termasuk psikotropika golongan 4.

Dilansir dari Psychology Today, obat penenang adalah depresan sistem saraf pusat (CNS), kelas obat yang memperlambat aktivitas otak, menghasilkan perasaan kantuk atau relaksasi.

Penggunaan obat penenang tidak dilarang jika dengan alasan medis dan sesuai resep dokter. Tetapi, banyak jenis obat penenang yang berpotensi disalahgunakan.

Padahal penyalahgunaan obat penenang dari golongan psikotropika bisa menyebabkan komplikasi. Tak hanya itu, orang juga tidak bisa sembarangan berhenti mengonsumsi psikotropika tanpa anjuran dokter.

Menurut Addiction Center, penghentian penggunaan obat penenang bisa menyebabkan penarikan. Karena, obat penenang ini bekerja memengaruhi kimia otak dan aktivitas lambat.

ilustrasi obat-obatan penenang. (Shutterstock)
ilustrasi obat-obatan penenang. (Shutterstock)

Jadi penghentian minum obat penenang secara tiba-tiba bisa terasa sangat berat bagi orang yang mengonsumsinya.

Mereka mungkin akan mengalami gejala penarikan mulai 12 hingga 24 jam setelah dosis terakhir obat dan paling parah terjadi antara 24 hingga 72 jam.

Umumnya, gejala penarikan mulai menghilang setelah periode awal yang dikenal sebagai penarikan akut. Tapi, beberapa gejala penarikan paska yang paling akut bisa bertahan hingga 24 jam.

Selain itu, banyak orang yang mengonsumsi benzodiazepine lalu berhenti akan mengalami efek rebound. Tahap ini menggambarkan kondisi awal mereka ketika menggunakan obat penenang yang kembali lebih kuat dari sebelumnya.

Misalnya, orang mengonsumsi xanax karena kecemasan. Maka mereka akan mengalami kecemasan yang lebih buruk setelah penghentian obat.

Adapula gejala penghentian obat penenang pada sistem saraf pusat, meliputi insomnia, kegelisahan, mual, gemetar, berkeringat berlebihan, tekanan darah tinggi, halusinasi, serangan panik hingga depresi.

Bahkan penarikan obat penenang secara mendadak tanpa anjuran dokter bisa menyebabkan komplikasi yang berpotensi menganjam jiwa.

Berita Terkait

Berita Terkini