Info

Orthorexia, Ketika Makanan Sehat dan Bersih Jadi Obsesi

Seperti gangguan makan lainnya, orthorexia adalah kondisi psikologis dan dapat dipulihkan dengan bantuan profesional kesehatan.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi makanan sehat  (pixabay)
Ilustrasi makanan sehat (pixabay)

Himedik.com - Tidak semua gangguan makan berarti tidak mau makan sama sekali seperti anorexia atau bulimia. Terobsesi dengan makan makanan sehat dan bersih juga dapat dikategorikan dalam gangguan makan, seperti orthorexia.

Seperti gangguan makan lainnya, orthorexia adalah kondisi psikologis dan dapat dipulihkan dengan bantuan profesional kesehatan.

Dilansir Healthline, kebanyakan orang dengan orthorexia atau orthorexia nervosa, lebih memikirkan kualitas makanan, bukan kuantitas. Umumnya orang yang mengalami gangguan makan ini tidak fokus pada penurunan berat badan.

Orthorexia mulai diakui dalam dunia medis, meski belum secara resmi didefinisikan sebagai gangguan makan oleh American Psychiatric Association atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Berdasarkan WebMD, tanda seseorang mengalami orthorexia dapat berupa:

Ilustrasi dampak gangguan makan. [Shutterstock]
Ilustrasi dampak gangguan makan. [Shutterstock]

1. Sangat memikirkan makanan

Seseorang dengan orthorexia dapat menghabiskan beberapa jam untuk memilih dan merencanakan makan dengan menimbang nutrisinya.

2. Menolak untuk makan berbagai macam makanan

Orang dengan orthorexia dapat menyingkirkan banyak jenis makanan dari diet mereka. Misalnya saja kacang, makanan yang memiliki bahan pengawet atau makanan yang dianggap kurang sehat.

3. Takut kehilangan kendali (atas makan)

Orang orthorexia akan merasa telah melakukan hal yang benar dengan mengonsumsi makanan sehat. Tetapi orang tersebut juga mungkin akan ketakutan ketika mereka memakan makanan yang tidak direncanakan, berpikir hal itu akan menjadi 'bencana'.

4. Sangat kritis terhadap pilihan makanan seorang teman

Pada saat yang sama, mereka tidak dapat menjelaskan pilihan makannya sendiri.

5. Berada dalam 'lingkaran setan'

Obsesi mereka terhadap makanan menyebabkan dirinya berada dalam situasi antara rasa senang dan bersalah ketika mereka mengubah dan membatasi makanannya.

Berita Terkait

Berita Terkini