Info

Harga Masker Bedah Melonjak akibat Corona Covid-19, Tembus Rp 15 Juta!

Masker bedah sendiri tidak banyak membantu orang yang sehat.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi pakai masker. (Shutterstock)
Ilustrasi pakai masker. (Shutterstock)

Himedik.com - Dengan merebaknya virus corona Covid-19, permintaan masker bedah atau masker wajah terus meningkat. Terlebih kini dinyatakan ada dua WNI positif corona Covid-19.

Meski sudah diinformasikan bahwa masker bedah lebih bermanfaat bagi orang yang sudah sakit, orang sehat pun berbondong-bondong memburu masker bedah. Tak heran, hal ini menimbulkan kelangkaan masker bedah di mana-mana.

Karena itu, harga masker bedah pun melonjak drastis. Seperti yang diinfokan warga Twitter satu ini. Lewat akun base @sub tanyarl, ia memperlihatkan harga masker bedah di sebuah e-commerce.

"Ya Allah, sampe ada cicilannya dong," tulisnya dalam keterangan.

Dalam unggahan tersebut, terlihat bahwa masker bedah merek Sensi itu dibanderol sangat mahal. Yakni Rp 15 juta per karton (40 boks).

Bahkan, terdapat pula keterangan jika pembeli dapat mencicilnya sampai 24 kali dengan bunga 0%. Setiap cicilan dibanderol Rp 625 ribu.

Warganet pun langsung memberikan kritik terhadap mahalnya harga masker bedah itu.

Masker bedah tembus 15 juta. (Twitter/@subtanyarl)
Masker bedah tembus 15 juta. (Twitter/@subtanyarl)

"Walau untuk 40 box dengan harga segitu itu termasuk gak masuk akal banget apalagi perbandingan sama harga normal bedanya jauh banget. Jualan boleh, cari untung juga boleh, ya tapi nggak gini juga. Udah masker mahal susah dicari, lagi marak penyakit kebayang betapa chaosnya skrng," ujar salah satu warganet.

"Dulu gw beli cuma 75k an 1 box isinya 50 pcs. Di luar negeri masker pada digratisin/disumbangkan karena ada corona, eh di Indonesia malah jadi aji mumpung naikin harga gak ngotak. Gak berkah weh, astagfirullah," tambah warganet yang lain.

"GILAAA, MASKER DIMANA MANA UDH ABIS YANG MASIH ADA STOCK JADI SEGINI??? GILA LU SELLER," ungkap warganet lain.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut sebenarnya tidak semua orang memerlukan masker. Hanya mereka yang sakitlah yang harus memakai masker, agar virus atau penyakit tidak menular kepada orang lain.

Bahkan penyataan ini juga dibenarkan oleh ahli. "Partikel kecil tidak dapat disaring oleh masker bedah. Pada saat yang sama, masker respirator dan bedah tidak memiliki fungsi untuk membunuh virus, jadi ketika tetesan (air liur) pembawa virus terciprat di permukaan masker, virus dapat bertahan hidup minimum beberapa jam hingga seminggu," ucap Hyo-Jick Choi, asisten profesor di University of Alberta, dikutip Science Alert.

Berita Terkait

Berita Terkini