Info

Disebut Bisa Jadi Obat Corona Covid-19, Ketahui Manfaat Lain Tanaman Kina

Tanaman kina ini memiliki nama ilmiah Chinchona.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi tanaman kina. (Instagram/@plantasticherbs)
Ilustrasi tanaman kina. (Instagram/@plantasticherbs)

Himedik.com - Sebuah studi dari lembaga riset di China dan Amerika Serikat menunjukkan ekstrak klorokuin fosfat pada tanaman kina efektif menghambat pertumbuhan dan memblokade infeksi corona Covid-19.

Hal ini juga dibenarkan oleh periset asal Universitas Padjajaran, Bandung, Profesor Keri Lestari, yang mengatakan tanaman kina ampuh atasi penyebaran virus corona, selain sebagai obat malaria.

Inilah yang membuat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menginginkan perguruan tinggi di Jawa Barat meriset bukti empiris dari klorokuin fosfat pada tanaman kina.

"Jadi saya mengimbau universitas yang punya periset untuk segera dalam masa urgensi ini melakukan riset-riset yang praktis mengecek apakah yang disampaikan di China dan Amerika ini bisa kita jadikan sebagai upaya atau obat penyembuhan penyakit corona," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate Bandung, Kamis (12/3/2020).

Tanaman kina atau Chinchona sudah sejak lama termasuk dalam tanaman obat. Kandungan alkalois kinine di dalam tanaman ini bermanfaat untuk mengobati malaria, menurut data Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Kementerian Pertanian.

COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML

Tidak hanya itu, berdasarkan Drugs.com, kina juga digunakan untuk pengobatan demam, kram kaki yang disebabkan oleh kejang pembuluh darah, wasir internal, hingga varises.

Bagian kulit dari kina mengandung sekitar 16% alkaloid quinoline yang sebagian besar terdiri dari kuinin, kuinidin, cinchonine, dan cinchonidine.

Penelitian awal kina

Dalam makalah yang terbit pada Cell Research, ilmuwan di Wuhan Institute of Virology’s State Key Laboratory of Virology, Wuhan, menulis klorokuin dan antivirus remdesivir disebut sangat efektif dalam menghambat replikasi virus corona dalam kultur sel.

Menurut profesor di Emerging Pathogens Institute di Universitas Florida, klorokuin ini kemungkinan dapat dijadikan obat tahap awal.

"Akan sangat baik jika jenis percobaan ini diulangi oleh lebih banyak laboratorium untuk melihat hasil yang sama," tambahnya, dilansir ASBMB.org.

Berita Terkait

Berita Terkini