Info

Tangani Covid-19, Jokowi Pesan Ribuan Obat Avigan & Klorokuin, Efektif kah?

Obat ini disebut dapat melawan virus corona baru atau SARS-CoV-2, benar kah?

Angga Roni Priambodo | Rosiana Chozanah

Obat untuk Covid-19 (Shutterstock)
Obat untuk Covid-19 (Shutterstock)

Himedik.com - Jumlah kasus pasien yang terinfeksi virus corona baru di Indonesia semakin bertambah. Hingga Sabtu (21/3/2020), tercatat 369 orang positif Covid-19, 17 orang berhasil pulih dan 32 orang telah dinyatakan meninggal dunia.

Untuk mengatasi kasus ini, Presiden Joko Widodo mengatakan telah memesan jutaan obat Avigan dan Klorokuin yang disebut efektif melawan SARS-CoV-2.

Sejauh ini, pemerintah juga telah mendatangkan ribuan obat avigan. Nantinya, obat ini akan disalurkan oleh dokter kepada warga dan mereka akan berkeliling dari rumah ke rumah di kawasan yang terdapat pasien positif Covid-19.

"Kami sudah mendatangkan 5.000 Avigan, dan dalam proses pemesanan ada 2 juta. Kemudian yang kedua Chloroquine, sudah siap 3 juta,” kata Jokowi dalam konferensi pers via video, Jumat (20/3/2020).

Jokowi menegaskan bahwa pemerintah tengah bergerak cepat untuk melakukan langkah-langkah menyelesaikan masalah kasus corona.

Lalu, apa itu Avigan dan Klorokuin yang akan dijadikan obat mengatasi Covid-19 ini?

Avigan (Favipiravir)

Ini adalah obat antivirus dari Jepang yang dikembangkan pada 2014 oleh perusahaan Fujifilm Toyama Chemical dan diproduksi oleh Zheijang Hisun Pharmaceutical.

Antivirus ini dikembangkan untuk menyembuhkan influenza, dan digunakan sebagai obat eksperimental penyembuh Covid-19 di Jepang sejak Februari 2020.

“Obat ini memiliki tingkat keamanan yang terbukti tinggi dan jelas efektif untuk digunakan (melawan virus corona),” tutur Zhang Xinmin dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, seperti dilansir dari laman Asia Nikkei.

Uji klinis sendiri sudah dilakukan pada 200 pasien rumah sakit di Wuhan dan Shenzhen.

Hasil penelitian menunjukkan, pasien yang menerima obat ini tak lama kemudian diperiksa menjadi negatif, gejala pneumonia pun sangat berkurang.

Zhang Xinmin mengatakan pasien yang mendapat obat ini rata-rata dinyatakan sembuh dalam empat hari dan tidak ada efek samping signifikan yang dialami pasien.

Berdasarkan Live Science, Avigan juga secara khusus dibuat untuk mengobati virus yang memiliki materi genetik RNA, termasuk virus corona baru.

Jurnal Proceedings of Japan Academy, Ser.B, dan Physical and Biological Science menyebut tanpa adanya enzim utuh, virus tidak dapat menggandakan materi genetik secara efisien dalam sel inang.

Avigan juga telah menunjukkan hasil positif alam uji klinis yang melibatkan 340 orang di Wuhan dan Shanzhen. Empat hari kemudian ketika pasien dites kembali hasilnya negatif.

Dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima Avigan, ahli melihat mereka baru dinyatakan negatif dalam waktu 11 hari pascatertular.

Kondisi paru pasien pun menunjukkan adanya perbedaan saat diperiksa menggunakan sinar-X, pasien yang mengonsumsi Avigan kualitas parunya meningkat 91%, sedangkan yang tidak hanya meningkat 62%.

Di Jepang, Avigan diresepkan bagi pasien yang memiliki gejala ringan hingga sedang karena memang akan kurang efektif pada pasien dengan gejala berat.

“Kami telah memberikan Avigan kepada 70 sampai 80 orang. Obat ternyata tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda di tubuh pasien,” tutur narasumber dari Kementerian Kesehatan Jepang kepada Mainichi Shimbun.

Klorokuin (Chloroquine Phosphate)

Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis (kimiawi) yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate.

Quinine sulfate itu sendiri berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina, yang selama ini juga menjadi obat bagi pasien malaria.

Dilansir dari Heathline, salah satu obat yang berpotensi efektif mencegah dan mengobati Corona Covid-19 adalah Chloroquine atau klorokuin.

Para peneliti menemukan bahwa obat ini efektif pula untuk mengobati virus Corona Covid-19.

Setidaknya peneliti telah melakukan 10 uji klinis dalam penelitian yang dilakukan di tabung reaksi.

Klorokuin biasanya digunakan untuk mencegah atau mengobati malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.

Parasit malaria dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk, kemudian hidup dalam jaringan tubuh seperti sel darah merah atau hati.

Obat ini digunakan untuk membunuh parasit malaria yang hidup di dalam sel darah merah.

Klorokuin (Chloroquine) termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai antimalaria.

Selain untuk mengobati dan mencegah malaria, Klorokuin, dilansir hellosehat juga digunakan untuk mengobati infeksi parasit tipe amoeba (amebiasis) dan beberapa penyakit autoimun lainnya, seperti lupus.

Namun perlu diketahui, menurut situs Drugs.com, klorokuin bila dikonsumsi jangka panjang atau pada dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina mata.

Jika memiliki masalah pemfokusan, melihat garis-garis cahaya atau kilatan di penglihatan atau terjadi pembengkakan atau perubahan warna pada mata, diminta untuk berhentin minum klorokuin dan segera memeriksakan diri ke dokter.

Selain itu, disarankan pula saat mengonsumsi klorokuin untuk menghindari konsumsi antasid atau kaopectate (kaolin-pectin) dalam waktu empat jam sebelum atau sesudah konsumsi Klorokuin (chloroquine).

Anjuran ini sangat penting untuk dilakukan, karena beberapa antasida dapat membuat tubuh lebih sulit menyerap klorokuin.

Sementara, untuk pasien yang sedang mengonsumsi antibiotik ampicillin, hindari konsumsi antibiotik tersebut dalam waktu dua jam sebelum atau dua jam setelah menggunakan klorokuin.

Klorokuin disebut pula dapat membuat ampicillin jauh lebih efektif jika dikonsumsi secara bersamaan.

Namun perlu diketahui bahwa Klorokuin bisa menyebabkan penglihatan kabur dan dapat mengganggu pemikiran atau reaksi.

Oleh karena itu, pasien yang mengonsumsi klorokuin harus berhati-hatil jika mengemudi atau melakukan aktivitas lainnya yang mengharuskannya untuk waspada dan dapat melihat dengan jelas.

Berita Terkait

Berita Terkini