Info

Ahli: Vitamin untuk Tingkatkan Sistem Imun Tidak Efektif pada Orang Sehat

Pakar imunologi: 'meningkatkan' sistem kekebalan tubuh tidak memiliki makna ilmiah apapun.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Vitamin (pexels)
Vitamin (pexels)

Himedik.com - Selama pandemi Covid-19 ini, sudah berapa kali Anda mendengar saran 'tingkatkan sistem imun untuk mencegah virus corona' dengan mengonsumsi vitamin?

Sayangnya, gagasan bahwa vitamin dapat memberikan 'jalan pintas' ke sistem kekebalan tubuh yang sehat adalah mitos.

Dilansir dari BBC, 'meningkatkan' sistem kekebalan tubuh tidak memiliki makna ilmiah apapun.

"Ada tiga komponen berbeda untuk kekebalan. Ada hal-hal seperti kulit, saluran udara dan selaput lendir... dan mereka memberikan penghalang infeksi. Tetapi begitu virus berhasil melewati pertahanan ini, maka Anda harus mendorong respons imun bawaan," jelas Akiko Iwasaki, ahli imunologi di Universitas Yale.

Imun bawaan tersebut terdiri atas bahan kimia dan sel yang dapat dengan cepat meningkatkan peringatan dan mulai memerangi virus, katanya.

"Ketika itu tidak cukup, maka kita mendorong sistem kekebalan adaptif."

Ilustrasi suplemen kolagen. (Pixabay)
Ilustrasi suplemen (Pixabay)

Sistem kekebalan adaptif ini melibatkan sel dan protein, antibodi, yang membutuhkan beberapa hari atau minggu untuk muncul. Sistem imun ini hanya dapat menargetkan patogen tertentu.

"Jadi, misalnya, sel-T khusus untuk Covid-19 tidak akan menganggapi virus influenza atau bakteri patogen."

Sebagian besar infeksi pada akhirnya akan memicu imunitas adaptif. Tetapi ada cara lain untuk mendapatkannya, yaitu vaksinasi.

Vaksinasi berarti mengekspos atau memaparkan tubuh pada mikroba hidup (yang sudah dilemahkan di laboratorium) atau mati, atau bagian dari mikroba ini. Fungsinya adalah agar tubuh dapat mengidentifikasi adanya mikroba yang sama ketika tubuh terpapar lagi di lain waktu dalam kehidupan sehari-hari.

"Konsep 'meningkatkan' sistem kekebalan tubuh seseorang, mungkin melibatkan membuat respons ini lebih aktif, atau lebih kuat."

Misalnya saat tubuh memunculkan gejala, seperti batuk, pilek, demam, sebagian besar masalah ini sebenarnya tidak disebabkan oleh virus itu sendiri. Alih-alih gejala ini dipicu oleh tubuh secara sengaja ketika imun bawaan merespons infeksi.

Banyak produk multivitamin mengklaim dapat memberikan dukungan kekebalan atau membantu menjaga fungsi kekebalan tubuh yang sehat.

Seorang perempuan memperlihatkan berbagai suplemen vitamin. [shutterstock]
Seorang perempuan memperlihatkan berbagai suplemen vitamin. [shutterstock]

Tetapi, sebenarnya vitamin umumnya tidak bekerja pada orang yang sudah sehat, dan beberapa mungkin berbahaya.

Hanya ada sedikit bukti yang mendukung 'reputasi' vitamin C untuk membantu melawan pilek dan infeksi pernapasan lainnya.

Faktanya, banyak ahli yang mengatakan kebanyakan orang di negara maju sudah cukup mendapatkan vitamin atau nutrisi dari makanan mereka. Kecuali pada orang-orang yang dibatasi, misalnya vegan, yang lebih mungkin mengalami kekurangan vitamin tertentu.

"Suplemen vitamin tidak bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh Anda kecuali tubuh Anda memang kekurangan."

Namun, ada satu pengecualian, yaitu vitamin D. Iwasaki menjelaskan bahwa mengonsumsi suplemen ini bukan ide yang buruk.

Banyak sel-sel kekebalan tubuh dapat secara aktif mengenali vitamin D, dan dianggap memainkan peran penting dalam respon imun, meski persisnya bagaimana ini terjadi masih menjadi misteri.

Berita Terkait

Berita Terkini