Info

Seberapa Efektif Latihan Pernapasan untuk Pasien Virus Corona Covid-19?

Seorang ahli menjelaskan tingkat efektivitas latihan pernapasan untuk pasien virus corona Covid-19 yang mengalami gejala sesak napas.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi terapi pernapasan. (Shutterstock)
Ilustrasi terapi pernapasan. (Shutterstock)

Himedik.com - Baru-baru ini, seorang seorang kepala perawatan darurat di rumah sakit Queen London, Sarfaraz Munshi, membagikan teknik pernapasan untuk pasien virus corona Covid-19. Menurutnya, teknik pernapasan itu bisa membantu meringankan gejala virus corona Covid-19.

Selain itu, teknik pernapasannya juga bisa mencegah seseorang mengembangkan infeksi pneumonia sekunder. Cara ini juga membantu seseorang untuk mengurangi gejala flu, katanya.

Namun, apakah latihan pernapasan ini benar-benar membantu meringankan gejala virus corona Covid-19?

Menurut Tom Wingfield, seorang dokter dan dosen klinis penyakit menular di Liverpool School of Tropical Medicine, orang dengan asma yang pulih dari pneumonia seringkali dibantu oleh ahli fisioterapi pernapasan.

Tom juga mengatakan bahwa salah satu cara yang membantu memperlancar pernapasan seseorang adalah olahraga. Sebab, olahraga akan membuat paru-paru pasien terbuka, sehingga membantu menghilangkan cairan dan mengurangi peradangan.

"Karena, peradangan di sekitar alveoli, kantung udara di pinggiran paru-paru itu bisa merusak fungsi paru-paru. Kondisi ini juga mengurangi kapasitas paru-paru," jelas Tom Wingfield, dikutip dari The Guardian.

Ilustrasi kesulitan bernapas (shutterstock)
Ilustrasi kesulitan bernapas (shutterstock)

Sementara itu, Laura Breach, juru bicara Asosiasi Fisioterapis Chartered dalam Perawatan Pernapasan (ACPRC), juga mengatakan bahwa latihan pernapasan mestinya tidak berbahaya bagi orang yang sehat dan tidak berbahaya bagi penderita sesak napas.

Meskipun latihan pernapasan yang disarankan oleh kepala perawatan itu baik, tapi Lauran mengatakan, teknik pernapasan itu tidak benar.

Menurutnya, seseorang hanya perlu melakukan latihan itu dengan mengambil tiga hingga empat napas supaya tidak mengalami hiperventilasi dan sakit kepala.

Jika mengalami gejala virus corona Covid-19, menurutnya, seseorang mestinya tidak perlu melakukan latihan pernapasan yang memintanya batuk dengan sengaja sebagai bagian dari teknik.

"Kami selalu mendorong semua orang untuk bernapas melalui hidung, bukan mulut karena hidung sangat penting dalam melembapkan udara yang dihirup dan menangkap partikel apa pun di udara," jelas Laura.

Selain itu, belum ada bukti pula yang menyatakan teknik pernapasan kepala perawatan itu bisa meringankan gejala virus corona Covid-19. Jika memang teknik pernapasan itu berhasil, laura menilai, mestinya dokter sudah menyarankan hal itu sejak lama.

"Beberapa orang mungkin merasa lega dan tidak stres setelah melakukan latihan ini, tetapi belum ada bukti yang mendukung latihan itu," katanya.

Berita Terkait

Berita Terkini