Info

Peneliti Sebut Testis Bisa Jadi Alasan Pria Lebih Berisiko pada Covid-19

Virus corona dapat bertahan di testis sehingga membuat laki-laki lebih rentan daripada perempuan.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi testis. (Pixabay)
Ilustrasi testis. (Pixabay)

Himedik.com - Peneliti menyebutkan testis bisa jadi penampung virus corona dan tidak terhalang kekebalan tubuh. Laporan tersebut disampaikan oleh ahli ongkologi di India.

Melansir dari New York Post, para peneliti melacak pemulihan 68 pasien di Mumbai, India untuk mempelajari risiko virus corona pada perbedaan gender. Pada laporan awal yang diunggah di MedRxix, menyatakan bahwa virus corona lebih berisiko buruk terhadap laki-laki.

Dr. Aditi Shastri, seorang ahli onkologi di Montefiore Medical Center di Bronx dan ibunya, Dr. Jayanthi Shastri seorang ahli mikrobiologi di Rumah Sakit Kasturba untuk Penyakit Menular di Mumbai, mengatakan bahwa virus corona menempel pada protein yang berada di testis.

Protein ini dikenal sebagai enzim pengonversi angiotensin 2 atau ACE2 di mana terdapat di paru-paru, saluran pencernaan, dan jantung. Namun, sebagian besar juga terdapat di testis.

Ilustrasi selangkangan, penis. (Shutterstock)
Ilustrasi selangkangan. (Shutterstock)

Menurut hasil penelitian tersebut, testis terhalang dari sistem kekebalan tubuh sehingga virus dapat bertahan di sana untuk waktu yang lebih lama daripada di bagian tubuh lain.

Dr. Aditi Shastri dan Dr. Jayanthi Shastri menyatakan, temuan mereka dapat menjelaskan mengapa wanita sembuh lebih awal daripada laki-laki. Pasien laki-laki rata-rata minimal sembuh dua hari lebih lama daripada perempuan.

"Pengamatan ini menunjukkan bahwa testis telah menunda pembersihan virus," kata para penulis dalam penelitian tersebut.

Peneliti Sebut Testis Bisa Jadi Alasan Pria Lebih Berisiko pada Covid-19 - 2
Ilustrasi organ reproduksi pria. (Shutterstock)

Mereka juga menambahkan bahwa testis bisa jadi penampung virus corona pada laki-laki.

Studi ini dapat menawarkan penjelasan untuk laporan dari China, Italia, Korea Selatan, dan New York terkait data bahwa pria meninggal pada tingkat yang lebih tinggi dari virus.

Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan, pria lebih rentan karena mereka lebih cenderung merokok, memiliki tekanan darah tinggi, hingga menderita penyakit arteri koroner.

Berita Terkait

Berita Terkini