Info

Awas, Masa Karantina Dapat Memengaruhi Keseimbangan Hormon

Masa karantina membuat beberapa orang melakukan kebiasaan buruk yang dapat memicu ketidakseimbangan hormon.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi kelelahan (Shutterstock)
Ilustrasi kelelahan (Shutterstock)

Himedik.com - Hormon sangat penting dan memiliki tugas mengatur bagaimana tubuh berfungsi. Pandemi corona Covid-19 ini, secara tidak langsung dapat memengaruhi kesembangannya.

Ketidakseimbangan hormon dapat memengaruhi banyak hal, termasuk kelelahan, kenaikan berat badan secara tiba-tiba, gangguan tidur, hingga rambut rontok.

Ada beberapa kebiasaan buruk yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon, dan bisa saja ini dilakukan selama masa karantina di rumah.

Berikut kebiasaan buruk tersebut, dilansir The Health Site:

1. Pola makan tidak sehat

Pola makan sangat berpengaruh pada hormon. Jika Anda terlalu banyak mengonsumsi gula, karbohidrat, dan makanan olahan, ini dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan memengaruhi produksi insulin.

Insulin merupakan salah satu hormon yang membantu tubuh memproses gula menjadi energi, dan asupan berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin. Kondisi ini dapat berakibat penyakit diabetes tipe 2.

Ilustrasi junk food. (shutterstock)
Ilustrasi junk food. (shutterstock)

2. Tekanan

Stres dan kecemasan selama pandemi adalah masalah umum. Tetapi jika tidak dijaga, stres dapat memengaruhi hormon secara negatif.

Ketika tubuh stres, jumlah hormon kotisol dan adrenalin meningkat. Ketika menumpuk di aliran darah dapat merusak sistem kekebalan dan fungsi mental.

Stres kronis bahkan dapat memengaruhi hormon seks Anda, yaitu estrogen dan progesteron. Ini menyebabkan menstruasi yang tidak teratur dan penurunan gairah seks.

3. Kurang tidur

Sama seperti stres, kurang tidur dapat meningkatkan kadar kortisol, dan memengaruhi gula darah.

Insomnia ditambah dengan pola makan buruk dapat membuat Anda berisiko diabetes, sindrom metabolik dan tekanan darah tinggi.

Ilustrasi (sumber: Shutterstock)
Ilustrasi lelaki malas (sumber: Shutterstock)

4. Gaya hidup sedentari

Ini adalah gaya hidup yang tidak melibatkan banyak aktivitas fisik. Padahal, gaya hidup seperti ini dapat menyebabkan hormon lapar (ghrelin) meningkat, yang akan memicu rasa lapar dan membuat Anda makan lebih banyak.

Olahraga, terutama kardio, dapat membuat tubuh melepaskan endorfin (hormon kesenangan di otak). Selain itu, tubuh akan merasa kenyang lebih lama dan tidak terlalu lapar karena olahraga juga memengaruhi ghrelin.

Berita Terkait

Berita Terkini